Selasa, 16 Juni 2015

Paper Psikologi Umum Fantasi

BAB I
PENDAHULUAN
  Pada dasarnya psikologi mempersoalkan masalah aktivitas manusia. Baik yang dapat diamati maupun tidak secara umum aktivitas-aktivitas (dan penghayatan) itu dapat dicari beberapa kaidah hukum psikologi yang mendasarinya hukum-hukum tersebut, sehingga dengan demikian akan dapat memahami anak didiknya dengan lebih baik.
            Fantasi juga mempunyai beberapa jenis, yaitu: fantasi disadari dan tidak disadari, fantasi  yang  tidak tertuntun (pasif), fantasi yang   tertuntun (aktif), fantasi pemisahan, fantasi penentuan, fantasi penyusunan. Dilihat dari caranya orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan atas fantasi yang mengabstraksi, yang mendeterminasi dan mengombinasi. Beberapa cara pemeriksaan daya fantasi test mengisi kekurangan, test kemustahilan, test gambar bagan, test maselon, test binet, test rohrschah. Nilai praktis fantasi adalah fantasi memungkinkan seseorang menempatkan dirinya kedalam kehidupan orang lain, menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada umunya,melepaskan diri  dari ruang dan waktu, melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, menyelesaikan konflik riil secara imajinair dan menciptakan sesuatu yang dikejar untuk membentuk masa depan yang ideal dan merealisasikannya. Beberapa catatan praktis, bagi para pendidik untuk menaruh perhatian besar terhadap masalah fantasi itu haruslah mengembangkan dan menjaga generasi muda kita mendidik mereka untuk menghadapi hidup dengan optimisme. Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Anak adalah makhluk sosial seperti juga orang dewasa. Anak membutuhkan orang lain untuk dapat membantu mengembangkan kemampuannya, karena anak lahir dengan segala kelemahan sehingga tanpa orang lain anak tidak mungkin dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Fantasi bila dibandingkan dengan kemampuan-kemampuan jiwa yang lain, fantasi lebih bersifat subjektif. Dalam orang berfantasi bayang-bayang atau tanggapan-tanggapan yang telah ada dalam diri orang memegang peran yang sangat penting. Bayangan yang ditimbulkan karena fantasi disebut bayangan fantasi. Bayangan fantasi berlainan dengan bayangan persepsi. Bayangan persepsi merupakan hasil dari persepsi, sedang bayangan fantasi adalah hasil dari fantasi.
Untuk anak-anak, fantasi adalah bagian penting dari kehidupan. Cerita-cerita Anak-anak yang diceritakan dan permainan mereka mempengaruhi spiritual, emosional, dan pertumbuhan mental mereka. Dalam bermain, anak-anak mengembangkan pemahaman mereka terhadap diri mereka sendiri dan orang lain, pengetahuan mereka tentang dunia fisik, dan kemampuan mereka untuk berkomunikasi dengan teman sebaya dan orang dewasa. Mereka mengeksplorasi materi dan dunia imajinasi dan hubungan mereka kepada mereka. Melalui fantasi bermain, anak-anak belajar dan berkembang sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat. Bermain biasanya menyenangkan, tetapi juga mungkin kadang-kadang mencakup refleksi serius. Bermain adalah cara belajar yang membantu mengembangkan pendekatan untuk bertindak. Eksplorasi juga merupakan aspek kunci dari banyak fantasi bermain. Melalui bermain dan melalui proses keingintahuan dan kreativitas, anak menguji segala macam asumsi dan gagasan tentang diri mereka sendiri, orang lain, dan dunia. Orang Dewasa juga mendapatkan banyak pemahaman tentang dunia melalui bermain. Bermain  adalah sarana jiwa untuk dapat berkembang. Banyak permainan anak-anak yang mencerminkan proses-proses psikologis yang berlangsung di dalam kesadaran mereka sendiri dan perkembangan dunia. Pengalaman menyedihkan seorang anak dapat menampakkan diri dalam bermain. Bermain dapat digunakan sebagai bentuk terapi untuk membantu membimbing anak-anak untukmengembangkan kualitas positif.
Fantasi biasanya terjadi pada anak-anak sampai masa remaja, sedangkan pada orang dewasa fantasi sudah bisa dikendalikan. Fantasi pada anak melewati beberapa fase perkembangan. Pertama, masa cerita, yaitu masa dimana anak masih menyukai cerita cerita anak yang menggambarkan fisik seseorang.contohya cerita nenek sihir yangtmemilii rambut paanjang,kuku panjang dan mukanya yang agak kusut.
            Masa kedua ialah masa khayal, yang mana pada masa ini anak masih banyak dipengaruhi daya khayalnya, dan menurutnya apapun yang dikhayalkannya adalah keadaan sebenarnya. Masa kertiga, pada masa ini anak sudah merrnrurangri daya khayalnya dan berfantasi dengan mengamati sesuatu yanrg realistis.
            Segala sesuatu pasti mengalami pertumbuhan,begitu juga dengan fantasi.fantasi pada anak memiliki beberapa fase dimana fase yang pertama anak lebih suka mendengarkan cerita dari orang,dan fase kedua si anak mulai asyik dengan dunia fantasinya,dan fase ketiga dimana si anakk sudah bisa mengontrol fantasi yang dulu ada pad masa kecil dan mulai masuk pada fantasi yang logis.  
Sedangkan pemuda adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada ditingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Oleh karena dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi pula orang dapat menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan, sehingga dengan demikian akan menambah bahan bayangan yang ada pada individu. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa fantasi itu tidak mempunyai keburukan. Keburukannya ialah dengan fantasi orang dapat meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam fantasi. Hal ini merupakan suatu bahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata. Fantasi juga dapat menimbulkan kedustaan, takhayul dan sebagainya.
Dari latar belakang masalah diatas maka penulis membatasi isi papernya hanya sampai “Macam-macam Fantasi dan Perkembangannya Pada Anak dan Pemuda”.




BAB II
MACAM-MACAM FANTASI  DAN PERKEMBANGAN NYA
PADA ANAK DAN PEMUDA
A. MACAM-MACAM FANTASI
1. Fantasi
            Fantasi sering disamakan orang dengan istilah khayal; akan tetapi dalam psikologi istilah fantasi diartikan lebih luas dari pada khayal.[1]
            Kesanggupan menanggap tidak terbatas pada kepandaian mengadakan asosiasi, membuat hubungan-hubungan, tetapi juga mampu mengadakan disosiasi, artinya menguraikan, membongkar suatu tanggapan menjadi bagian-bagian. Kemudian dari berbagai bagian tanggapan tadi dapat disusun kembali menjadi suatu tanggapan baru. Kesanggupan menanggap dalam fungsi membentuk tanggapan-tanggapan baru ini disebut fantasi.[2]  Fantasi juga berarti suatu daya jiwa  untuk  menciptakan tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan yang sudah ada pada diri kita, jadi ciri khas dari gejala jiwa ini adalah unsur menciptakan sesuatu yang baru dalam jiwa. Ciptaan-ciptaan baru yang terjadi oleh fantasi ini dapat berupa kreasi-kreasi atau kesan-kesan baru tentang sesuatu yang sifatnya disadari atau kurang/tidak  disadari oleh orang yang bersangkutan.
            Ciptaan-ciptaan baru yang dihasilkan oleh gejala fantasi ini baik yang disadari maupun yang tidak disadari proses berlangsungnya tidak semata-mata ditentukan oleh tanggapan-tanggapan secara mechanistis; tetapi ditimbulkan /ditunjang oleh atau melalui bantuan daya-daya jiwa lainnya, seperti : perasaan, asosiasi, motif, kehendak/hasrat, berfikir, dan sebagainya; yang prioritas penggunaan daya-daya penunjang tersebut tentunya disesuaikan menurut jenis fantasi yang dilakukan.[3] Menurut aliran ilmu jiwa modern memberikan pengertian, suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dalam fantasi ini, manusia dapat menciptakan sesuatu yang belum ada, sehingga merupakan suatu kreasi.[4] Fantasi adalah daya jiwa untuk menciptakan tanggapan –tanggapan baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada.[5] Karena dalam fantasi kita dapat membayangkan apa saja, misalnya khayalan atau fantasi manusia berkepala gajah, gajah dapat terbang, dan macam-macam fantasi lagi. Apabila fantasi itu jauh dari realitas, tidak dikontrol oleh akal yang sehat, maka hasilnya akan aneh, mungkin ada faedah atau  gunanya, ataupun dapat dikatakan orang gila. Misalnya, gambar rumah dari seorang arsitek yang tidak dapat diwujudkan, karena pintu masuk ada di atas atap. Tetapi sebaliknya, fantasi yang dikuasai oleh akal, pikiran, akan memperkaya kebudayaan kita, kebudayaan manusia. Arsitek atau seniman yang pandai berfantasi, akan memperkaya variasi hasil-hasil karyanya. Penulis roman yang pandai berfantasi dapat menciptakan situasi-situasi yang beraneka warna dan menarik hati untuk melukiskan cinta kasih dua orang pemuda dan pemudi. Jadi fantasi itu sangat penting bagi para seniman, teknisi, penemu ilmu-ilmu baru, demikian juga bagi para guru dan pendidik. Artinya, guru-guru harus pandai membimbing para siswanya untuk mengembangkan fungsi jiwa yang disebut fantasi tadi.
            Fantasi itu dapat bekerja di bawah bimbingan dari luar ataupun bebas. Selain itu fantasi dapat bekerja tanpa menyatakan hasilnya, tetapi juga dapat dengan ekspresinya. Hal terakhir inilah yang dapat memperkaya hidup kejiwaan manusia.[6]
Dapat pula fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk beorientasi dalam alam imajinair, melampaui dunia riil.[7] Jadi,  menurut saya fantasi adalah kekuatan jiwa yang terdapat dalam kejiwaan kita, sebagai hasil dari pengamatan yang dapat menimbulkan daya imajinasi dalam menciptakan sesuatu   yang baru dengan dibantu tanggapan atau gambaran ingatan dari pengamatan yang sudah ada,  dimana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan.
            Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan menjangkau kedepan, ke keadaan yang akan mendatang.[8]
2. Macam-macam Fantasi
            Fantasi yang dilakukan orang dapat bermacam-macam: yang secara garis besarnya dapat di bagi menjadi 2 macam, yaitu:
a)      Fantasi yang secara disadari
b)      Fantasi yang secara tidak disadari
Fantasi yang secara disadari, yaitu apabila individu betul-betul menyadari akan fantasinya dan ada usaha dari subyek untuk masuk ke dunia imajinair. Misalnya, seorang pelukis yang sedang menciptakan lukisan dengan kemampuan fantasinya, seorang pemahat yang sedang memahat arca atas dasar daya fantasinya.[9] Fantasi yang dapat disadari ini di golongkan lagi menjadi 2 bagian besar yaitu:
a)      fantasi  yang  tidak tertuntun;
b)      fantasi yang   tertuntun.
Fantasi  yang tidak tertuntun, adalah fantasi yang tidak dikemudikan  atau dikuasai oleh akal dan kemauan. Fantasi pasif ini disadari adanya, tetapi khayalan yang berlaku/terjadi semau-maunya saja tanpa ada sasaran yang dikehendaki. Istilah lain untuk jenis fantasi ini adalah fantasi ”day dream” atau menghayal/melamun yang tidak ada ujung pangkalnya.
fantasi day dream dan fantasi yang tidak disadari di atas maka untuk keduanya lebih tepat disebut  “khayal”  daripada  fantasi (tinjauan normatif).
Fantasi tertuntun (aktif) yaitu yang dikendalikan oleh pikiran dan kemauan.[10]
Adapun bentuk fantasi yang dikendalikan oleh akal dan kemauan (tertuntun ),  jenis-jenisnya dapat dikemukakan sebagai berikut:
a)      Fantasi pemisahan, yaitu fantasi yang menghasilkan suatu tanggapan baru berdasarkan suatu tanggapan yang dihilangkan beberapa unsurnya, misalnya menghayalkan pelabuhan Tanjung Priok yang tidak ada kapalnya.
b)      Fantasi penentuan, adalah fantasi yang menghasilkan  suatu tanggapan baru dari tanggapan yang ada, dengan cara merubah ketentuan tentang: bentuk,peranan,kondisinya,dan sebagainya.
Misalnya: seorang anak melihat kucingnya menangkap tikus. Dalam khayalnya dilihatnya kucing itu membesar berubah menjadi harimau, sedangkan tikusnya itu berubah menjadi seekor lembuh. Jelasnya pada fantasi ini segala bentuk keadaan yang tercipta dalam fantasinya itu sepenuhnya diubah menurut ketentuan/selera dirinya.
c)      Fantasi penyusunan, yaitu fantasi yang mencoba menyusun / menciptakan kreasi-kreasi atau bentuk-bentuk baru berdasarkan pengetahuan / tanggapan yang dimilikinya, seperti yang di lakukan oleh para seniman, arsitek, dan sebagainya. Fantasi penyusunan ini sering dikatakan sebagai fantasi pencipta.
d)     Fantasi turutan/tuntunan, yaitu fantasi yang terselenggara oleh adanya tuntunan suatu rangsangan (ada suatu rangsangan yang membangkitkan dirinya untuk berfantasi). Fantasi ini terjadi misalnya ketika kita membaca suatu cerita, mendengarkan dongeng, menonton film, dan sebagainya. Fantasi jenis ini sangat penting dalam pengajaran sejarah atau dalam pelaksanaan pendidikan moral melalui dongeng atau cerita film.[11]
            Fantasi yang  secara tidak disadari, yaitu bila individu tidak secara sadar telah dituntut oleh fantasinya. Keadaan semacam ini banyak dijumpai pada anak-anak. Anak sering mengemukakan hal-hal yang bersifat fantastis, sekalipun tidak ada niat atau maksud dari anak untuk berdusta. Misalnya seorang anak memberikan berita yang tidak  sesuai dengan keadaan senyatanya, sekalipun ia tidak maksud berbohong. Dalam hal semacam ini anak dengan tidak disadari dituntun oleh fantasinya.[12] Ketika sedang duduk-duduk atau berdiam diri dengan tidak sengaja timbul lamunan/menghayal yang tidak-tidak, Seorang saksi dalam suatu persidangan, secara tidak sengaja menceritakan dalam kesaksiannya berbagai hal yang semata-mata menurut khayalnya semata; dan banyak lagi peristiwa-peristiwa fantasi lainnya yang tidak disengaja dan tidak disadari, baik yang akibatnya dapat merugikan orang lain, maupun yang hanya sekedar oleh yang bersangkutan saja.[13]
          Dilihat dari caranya orang berfantasi, fantasi dapat dibedakan atas fantasi yang mengabstraksi, yang mendeterminasi dan mengombinasi.
            Fantasi yang mengabstraksi, yaitu cara orang berfantasi dengan mengabstraksikan beberapa bagian sehingga ada bagian-bagian yang dihilangkan. Misalnya, anak yang belum pernah melihat gurun pasir, maka untuk menjelaskan dipakailah bahan apersepsi yaitu lapangan. Bahan apersepsi ini dipakai sebagai loncatan untuk menjelaskan gurun pasir tersebut. Dalam anak berfantasi gurun pasir itu, banyak bagian-bagian lapangan yang diabstraksikan. Dalam berfantasi gurun pasir, dibayangkan seperti lapangan tetapi tanpa pohon-pohon disekitarnya dan tanahnya itu melulu pasir semua bukan rumput.
            Fantasi yang mendeterminasi, yaitu cara orang berfantasi dengan mendeterminasi terlebih dahulu. Misalnya, anak belum pernah melihat harimau. Yang telah mereka kenal kucing; maka kucing digunakan sebagai bahan apersepsi untuk memberikan pengertian tentang harimau. Dalam berfantasi harimau, dalam bayangannya seperti kucing, tetapi bentuknya besar.
            Fantasi yang mengombinasi, yaitu cara orang berfantasi dimana orang mengombinasikan pengertian-pengertian atau bayangan-bayangan yang ada pada individu bersangkutan. Misalnya, berfantasi tentang ikan duyung, yaitu kepalanya seorang wanita, tetapi badannya badan ikan. Jadi, adanya kombinasi dari kepala manusia dan badan ikan.
            Fantasi yang mengombinasi inilah yang banyak digunakan orang, Misalnya, ingin membuat rumah dengan mengombinasikan rumah model Eropa dengan atap model Minangkabau.
            Fantasi bila dibandingkan dengan kemampuan jiwa yang lain, fantasi lebih bersifat subjektif. Dalam orang berfantasi bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan yang telah ada dalam diri orang memegang peranan yang sangat penting. Bayangan pengamatan merupakan hasil dari pengamatan, sedangkan bayangan fantasi adalah hasil dari fantasi.[14] Dengan tanggapan dan fantasi manusia dapat mengenang kembali pengalaman-pengalamannya pada masa yang lampau mengenai apa saja, pengalaman-pengalaman yang baik, buruk, orang-orang besar, peristiwa-peristiwa penting dan semacamnya. Bagi orang-orang yang berbakat tertentu fantasi mendorong untuk menciptakan karya-karya yang baru, misalnya ahli-ahli pemahat, pelukis, sastrawan, musikus, politisi, filsuf-filsuf, sarjana ilmu, arsitek, dan sebagainya. Semuanya itu dapat memperkaya kebudayaan manusia. Dan seterusnya dapat meningkat kesejahteraan hidup manusia di dunia ini.
            Oleh karena dengan kekuatan fantasi orang dapat menjangkau ke depan, maka fantasi mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia. Dengan fantasi pula orang dapat menambah bayangan-bayangan atau tanggapan-tanggapan sehingga dengan demikian akan menambah bahan apersepsi yang ada pada individu. Namun demikian, ini tidak berarti bahwa fantasi itu tidak mempunyai keburukan. Keburukannya ialah dengan fantasi orang dapat meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam alam fantasi. Hal ini merupakan suatu bahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata. Fantasi juga dapat menimbulkan kedustaan, takhayul, dan sebagainya. Fantasi juga dapat merugikan kehidupan manusia. Misalnya, ”tukang mengelamun akan memperlemah kemauan dan bersifat malas”. Fantasi juga dapat menyebabkan hal-hal yang rendah, misalnya senang melihat gambar gadis-gadis bugil (telanjang), buku-buku dan gambar-gambar porno, film super seks, dan sebagainya. Ada lagi fantasi yang menyebabkan rasa takut, misalnya ceria-ceria anak mengenai setan, jin gendruwo, dan sebagainya.[15]
3. Beberapa Cara Pemeriksaan Daya Fantasi
            Seperti telah dijelaskan di atas bahwa fantasi erat hubungannya dengan gejala-gejala psikis lainnya, yaitu: pemikiran logika, perasaan, assosiasi, dan sebagainya. Karena itu dalam pemeriksaan daya fantasi faktor-faktor tersebut selalu diperhitungkan. Memang sulit untuk mendapatkan gejala fantasi murni. Ada beberapa instrumen test yang disusun para ahli psikologi untuk memeriksa daya fantasi ini. Misalnya: test Mengisi Kekurangan, test Kemustahilan, test Gambar Bagan, test Maselon, test Binet, test Rohrschah.
            Untuk melaksanakan test-test itu diperlukan tenaga ahli yang berpengalaman: tetapi untuk sekedar mengenalnya berikut ini dikemukakan beberapa contoh pelaksanaannya.
a). Test Mengisi Kekurangan
            Kepada orang cobaan diperlihatkan beberapa gambar  yang  tidak lengkap  keadaanya. Misalnya: muka yang tidak berhidung, rumah yang tanpa pintu dan jendela, sebuah sepeda yang tidak ada setirnya, dan sebagainya. Orang cobaan disuruh mencari atau mengisi apa yang kurang pada tiap-tiap gambar itu.
b).Test Kemustahilan
            Orang cobaan disuruh membaca kalimat atau cerita yang berisi hal-hal yang mustahil. Orang cobaan harus mengatakan apa yang mustahil dalam kalimat itu missalnya:
1)      Ketika ia berbaring telentang, terlihatlah olehnya bahwa bantal di bawah kepalanyatidak bersarung.
2)      Kedua tangannya dimasukkan ke dalam kantong celananya dengan penuh perhatian membacanya surat yang di tangan kirinya.
3)      Ali dan Ibrahim kedua sahabat karib. Demikian akrabnya persahabatan mereka, sehingga kartu penduduknya satu saja diberikan oleh Pak Lurah.
            Test kemustahilan ini dapat dilakukan juga dengan bentuk gambar-gambar yang memang mustahil keadaannya. Misalnya: jam menunjukkan pukul setengah delapan, tetapi jarum pendeknya di angka delapan. Gambar bayangan pohon yang berada di sebelah barat di saat matahari ada di sebelah barat pula, dan sebagainya.
c). Test Gambar bagan
            Kepada orang cobaan diperlihatkan satu seri gambar bagan secara berderet-deret mulai dari yang samar-samar sampai kepada yang setengah-setengahnya. Mula-mula kepadanya diperlihatkan yang samar-samar, kalau tidak bisa mengenalnya diteruskan dengan gambar kedua, dan seterusnya sampai orang cobaan mengenalnya dengan baik. Dalam hal ini makin lengkap orang itu mengenal gambar tersebut berarti makin baik pula daya fantasinya.
d).Test Maselon atau test 3 kata
            Orang cobaan disuruh membuat sebanyak mungkin kalimat ysng tersusun dengan baik dan benar. Misalnya: ditentukan: lampu terang-baca.
Jawaban:
1.      Saya dapat membaca apabila lampu terang.
2.      Apabila lampu di kamar saya telah diganti yang lebih terang barulah saya mau membaca dan belajar lagi.
3.      Kalau lampu tidak terang saya tidak dapat membaca.
4.      Bacalah sekarang lampu sudah terang, dan sebagainya.
e).Test Rohrschah
            Test ini di kenal juga dengan test ”ink blot” (noda tinta). Ink blot ini dibuat dengan cara melipat-lipat kertas yang berbangun bujur sangkar. Kemudian diteteskan setetes tinta dan di lipat kembali; setelah dibuka kembali terjadilah pada kertas itu bentukan tinta yang menyerupai gambar sesuatu. Gambar tersebut diperlihatkan kepada orang cobaan dan disuruh menebak gambar apa itu? Dengan jalan begini dapat diselidiki daya fantasinya.[16]
4. Nilai Praktis Fantasi
            Dalam kehidupan manusia sehari-hari, fantasi itu ternyata sangat besar gunanya; antara lain dapatlah disebutkan hal-hal yang berikut:
a)      Fantasi memungkinkan orang menempatkan diri dalam hidup kepribadian orang lain, dengan demikian maka dia dapat memahami sesama manusia. Hal yang demikian itu adalah bekal yang harus ada untuk lancarnya hubungan antar manusia untuk pergaulan.
b)      Fantasi memungkinkan orang untuk menyelami sifat-sifat kemanusiaan pada umumnya, dengan demikian  maka dia dapat memahami kebudayaan asing, memahami nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya.
c)      Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari ruang dan waktu,  dengan demikian maka dia dapat:
1)      Memahami apa yang terjadi di tempat lain; hal inilah antara lain yang memungkinkan orang belajar geografi;
2)      Memahami apa yang terjadi di waktu yang lain hal inilah antara lain yang memungkinkan orang belajar sejarah.
d)     Fantasi memungkinkan orang untuk melepaskan diri dari kesukaran yang dihadapi, melupakan kegagalan-kegagalannya di masa lampau.
e)      Fantasi memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik riil secara imajinair, sehingga dapat mengurangi tegangan psikis, dan menjaga keseimbangan batin.
f)       Fantasi memungkinkan manusia untuk menciptakan sesuatu  yang dikejar, membentuk masa depan yang ideal dan berusaha merealisasikannya.
5. Beberapa Catatan Praktis
            Dari apa yang dikemukakan itu nyatanya bahwa merupakan keharusan bagi para pendidik untuk menaruh perhatian besar terhadap masalah fantasi itu.
a)      Mengingat besarnya faedah fantasi itu bagi kehidupan manusia sehari-hari, maka haruslah fantasi itu bagi kehidupan manusia sehari-hari, maka haruslah fantasi itu perkembangkan. Di sekolah, pada tiap pelajaran terkandung kemungkinan yang cukup luas untuk mengembangkan fantasi itu, terutama mata pelajaran ekspresi.
b)      Dalam pada itu harus dijaga, supaya perkembangan fantasi itu tetap sehat, tetap dalam rangka yang berguna bagi kehidupan para anak didik kita, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
c)      Generasi muda kita harus dididik untuk menghadapi hidup dengan optimisme. Mereka harus dapat melepaskan diri dari kesukaran dan kegagalan dengan fantasi mereka, tetapi harus tetap realistik, janganlah hendaknya fantasi menjadi tempat pelarian dari kesukaran-kesukaran.








B. PERKEMBANGANNYA PADA ANAK DAN PEMUDA
1.Perkembangan fantasi pada anak
Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan anatara seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut bahwa seseorang yang dilahirkan oleh wanita meskipun tidak pernah melakukan pernikahan tetap dikatakan anak.
Anak juga merupakan cikal bakal lahirnya suatu generasi baru yang merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber daya manusia bagi pembangunan Nasional. Anak adalah aset bangsa,masa depan bangsa dan Negara dimasa yang akan datang berada ditangan anak sekarang. Semakin baik keperibadian anak sekarang maka semakin baik pula kehidupan masa depan bangsa. Begitu pula sebaliknya,  apabila keperibadian anak tersebut buruk maka akan bobrok pula kehidupan bangsa yang akan datang.
Pada umumnya orang berpendapat bahwa masa kanak-kanak merupakan masa yang panjang dalam rentang kehidupan.Bagi kehidupan anak, masa kanak-kanak seringkali dianggap tidak ada akhirnya, sehingga mereka tidak sabar menunggu saat yang didambakan yaitu pengakuan dari masyarakat bahwa mreka bukan lagi anak-ank tapi orang dewasa.
                        Perkembangan kejiwaan pada masa anak-anak, terkadang disebut dengan masa anak kecil atau juga masa menjelang sekolah, sebab masa ini saat-saat anak mempersiapkan diri untuk bersekolah. Demikian pula masa ini ada yang menyebut dengan masa estetis, dikarenakan anak mulai mengenal dunia sekitarnya terasa serba indah.
            Dalam psikologi, Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri manusia secara terus menerus kearah yang lebih maju yang nampak lebih banyak bersifat kualitatif, karena ia berkenaan dengan aspek kejiwaan. Sedangkan fantasi adalah daya jiwa anak untuk menciptakan tanggapan-tanggapan baru atas bantuan tanggapan-tanggapan yang telah ada (lama).
Pada masa ini anak senang dan kaya dengan fantasi. Anak senang dan kaya akan imajinatif. Anak tidak hanya senang terhadap cerita-cerita hayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain. Kadang-kadang ia juga dapat bercerita melebihi pengalaman aktualnya atau kadang-kadang bertanya tentang hal-hal yang gaib sekalipun.
            Pada tahap ini anak mulai menggunakan buku, mulai berpikir bahwa buku ini penting, melihat atau membolak-balikkan dan kadang-kadang anak membawa buku kesukaannya. Pada tahap pertama, orang tua atau guru dapat memberikan atau menunjukkan model/contoh tentang perlunya membaca, membacakan sesuatu pada anak, membicarakan buku pada anak. 
Perkembangan fantasi anak diungkapkan oleh Chrlotte Buhler,terbagi menjadi 3 fase perkembangan yaitu: [17]
1.      Masa pertama atau yang biasanya disebut dengan masa struwelpeter,yang dimulai sejak lahir sampai usia 4 tahun.Dimana pada masa ini anak-anak lebih senang mendengarkan cerita-cerita anak yang nakal,atau ceritra yang menggambarkan fisik seseorang. Contohnya cerita nenek sihir yang memiliki rambut yang panjang, kuku yang panjang pula, pakaian yang kumal, serta anak yang kotor dan lain-lainnya. Jadi pada masa ini anak lebih suka dengan cerita-cerita yang menggambarankan fisik seseorang. Dan biasanya pada masa ini anak tidak memperdulikan tentang kondisi lingkungan, ia hanya senang memikirkan dirinya sendiri. Jadi pada masa ini anak lebih suka menggambarkan sendiri dalam pikirannya, fisik tokoh sesuai gambaran yang ada pada cerita. Dan ini disebut dengan fantasi terpimpin. 
2.      Masa kedua atau yang biasa disebut masa cerita khayal atau dongeng,yang dimulai dari usia 4 tahun sampai usia 8 tahun. Pada masa ini fantasi anak lebih banyak dipengaruhi oleh daya khayalnya, maka apapun yang dikhayalkannya itu lah kondisi yang sebenarnya. Dan dapat disimpulkan bahwa pada masa ini anak sangat senang dengan cerita-cerita khayal atau dongeng, seperti cerita kancil yang cerdas, raksasa, katak dan cerita dongeng lainnya. Walaupun cerita tersebut diulang-ulang,anak tidak akan pernah bosan, dan tidak akan jenuh untuk mendengarkannya. Bahkan jika cerita itu diceritakan kembali kepadanya dan yang menceritakan itu salah sedikit saja dalam menceritakan cerita tersebut dia akan tahu dan akan langsung menegurnya. Pada masa ini  kelihatannya anak masih terpaku pada tanggapan ingatannya. Nampak terlihat ketika ada seseorang yang menceritrakan cerita yang sangat disukainya salah dalam menceritakannya, pastilah dia akan menegur si pencerita. Fantasinya memberikan kesempatan kepadanya untuk menghayati semua yang diceritakan orang dan yang dibacanya.seakan-akan semuanya benar-benar terjadi.
3.      Masa atau fase yang ketiga adalah masa cerita realistis, masa ini dimulai dari usia 8 tahun sampai usia 12 tahun. Dimana pada masa ini anak sudah tidak menyukai lagi dongeng-domgeng yang tidak masuk diakal. Melainkan pada masa ini anak mulai menyukai cerita yang benar-benar terjadi atau cerita yang masuk diakal seperti cerita perjalanan, cerita roman,dan yang lain sebagainya. Pada masa ini anak sudah mulai berrkurang pengaruh fantasinya,  sebab pengamatanya yang dilakukannya  sudah mulai tertib, ia sudah memahami dan dapat membedakan antara yang  khayalan dan yang realistis (kenyataan). Didalam dunia fantasinya yang  baru ini yang  berlainan dengan fantasinya diwaktu kecil, ia seakan-akan ingin melakukan sendiri apa yang dilakukn oleh orang-orang dalam cerita. Sebenarnya pada masa ini fantasi mencipta akan mulai bermunculan.dan fantasi terpimpinnya yang bersifat khayal akan hilang, yang ada hanya fantasi terpimpin yang besifat realistis atau nyata.
Selain  fase perkembangan yang diungkapkan oleh Charlotte Buhler ada satu fase lagi yaitu [18] fase pahlawan atau masa pahlawan yang dimulai pada usia 12 tahun sampai 15 tahun. Pada masa ini anak suka membaca buku-buku yang menyangkut tentang perjuangan,karya orang-orang kenamaan yang pernah terjadi. Pada masa ini lambat laun fantasi ilusionistis akan hilang dan fantasi mengkombinasi maju dengan pesat. Pada masa ini anak sudah mulai membuat fantasi mencipa dengan cara penelitian dan kemungkinan fantasi terpimpin juga akan terjadi setelah anak membaca cerita-cerita para pahlawan dan mengetahui karya-karya yang dibuat oleh para pahlawan tersebut.
Dalam menanggapi masalah keberadaan dan perkebangan fantasi yang terjadi ada dua psikolog yang kontradiksi, yaitu Dr.Maria Montessori dan Friedrich Wilhelm Agust Frobel. Dr.Montessori berpendapat bahwa fantasi anak dalam perkembangannya harus dibatasi tidak boleh dibebaskan seleuasa mungkin, sebab fantasi jika tidak dibatasi dapat menghambat kemandirian anak-anak. Karena fantasinya seorang anak dapat terlena dengan dunia khayalnya. Sedangka Frobel berpendapat bahwa fantasi bagi anak harus diberikan kesempatan sebebas-bebasnya, tidak usah dibatasi perkembangannya, sebab dengan keleluasaan berfantasi seorang anak akan mempeeroleh kepuasan tersendiri dan dengan adanya kepuasan jiwa anak itu, maka ia akan tumbuh dan berkembang jiwanya secara sehat, dan penuh kreatifitas.[19]
            Dilihat dari dua pendapat yang disampaikan oleh dua psikolog tersebut, maka dapat diambil sisi-sisi baik yang ada dari kedua pendapat tersebut, yaitu perkembangan pada anak seharusnya dapat diberi kesempatan untuk dilatih dan dikembangkan. Akan tetapi untuk mencegah anak supaya tidak terlalu terlarut atau terlena dalam fantasinya, maka ada baiknya juga jika ada pembatasan dalam perkembangan atau latihan dalam berfantasinya, tetapi jangan juga terlalu ketat daalam pembatasannya. Pembatasan ini dilakukan sekedar buat anak agar tidak terlalu terlena dalam dunia khayal yang berlebihan. Dengan demikian fantasi anak akan tetap bebas leluasa tetapi tetap terkendali dan terarah.
            Ada beberapa sarana yang ampuh untuk membimbing fantasi diantaranya ialah bahasa, buku-buku,  ilustrasi/gambar-gambar, pertunjukkan, tv, bioskop dan lain-lain. Dengan adanya beberapa sarana ini orang tua  atau sekolah juga harus menjaga atau lebih tepatnya membimbing anak. Jangan sampai dengan fantasinya anak terjerumus kedalam perbuatan-perbuatan yang tidak baik,dengan cara meneliti agar pengaruh-pengaruh jahat yang tidak baik jangan sampai disuguhkan didalam bacaan, fim dan sebagainya dalam sarana yang telah disebutkan tadi.
Banyak ragam dan jenis permainan yang berkembang dari waktu ke waktu. Mulai dari permainan tradisional hingga permainan berteknologi modern. Tentu saja semua itu memerlukan kontrol dan seleksi dari orang tua agar tidak membahayakan bagi perkembangan anak. Permainan fantasi, permainan imajinasi yang diciptakan sendiri oleh anak dalam dunianya. Kita mungkin sering melihat dan mendengar anak kecil berbicara sendiri ketika bermain boneka. Sebenarnya ia memiliki fantasi dan imajinasi sendiri mengenai tokoh yang dimainkannya melalui boneka itu. Permainan seperti ini baik untuk kecerdasan otak kanan karena dengan sendirinya anak belajar berperan dengan berbagai karakter yang diciptakannya, merasakan sisi emosional tokoh-tokoh yang ada dalam imajinasinya, serta lambat laun akan memahami nilai baik dan buruk sebuah sikap dan sifat. Namun, sebaiknya anak diberikan ruang dan waktu untuk bermain secara berimbang antara permainan aktif, pasif dan fantasi agar kecerdasan otaknya juga seimbang. Jadi menurut saya, Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang  dihadapinya dan menjangkau ke depan, ke keadaan-keadaan yang mendatang.
2. Perkembangan fantasi pada pemuda
            Pemuda  adalah masa peralihan antara  masa anak dan masa dewasa yakni antara 12 sampai 21 tahun. Masa pemuda mulai pada saat timbulnya perubahan-perubahan berkaitan  dengan tanda-tanda kedewasaan fisik yakni pada umur 11 tahun atau mungkin 12 tahun pada wanita dan pada laki-laki lebih tua sedikit. Yang sangat menonjol pada periode ini ialah: kesadaran yang mendalam mengenai DIRI SENDIRI, dengan mana anak muda mulai meyakini kemauan, potensi dan cita-cita sendiri. Dengan kesadaran tersebut ia berusaha menemukan jalan hidupnya; dan mulai mencari nilai-nilai tertentu, seperti kebaikan, keluhuran, kebijaksanaan, keindahan, dan sebagainya.
            Pada periode ini terdapat kematangan fungsi jasmaniah yang biologis, berupa: kematangan kelenjar kelamin;  yaitu testes (buah zakar, kelepir) untuk anak laki-laki; dan ovarium atau indung telur pada anak gadis. Kedua-duanya merupakan tanda-tanda kelamin primer. Sebelumnya, peristiwa ini didahului oleh tanda-tanda kelamin sekunder, yang secara khronologis mendahului ciri-ciri primer.
Tanda kelamin sekunder antara lain berupa: gangguan peredaran darah, sering berdebar-debar, menggigil; pertumbuhan rambut pada alat kelamin, ketiak, kumis, cambang, dan perubahan suara. Disamping ini kita lihat gejala-gejala khusus pada anak-anak gadis, yaitu meluasnya dada dan tumbuhnya payudara; juga menebalnya lapisan lemak sekitar pinggul, paha dan perut.[20]
Perkembangan fantasi ini, bermula pada fase masih kanak-kanak. Tetapi arah perkembangannya berubah pada waktu fase pemuda, setelah menyaksikan tumbuhnya tubuh yang lain dari biasanya pada lawan jenisnya. Melihat itu, mereka saling berfantasi, oleh karena keduanya saling tidak mengerti apakah faedahnya sebelum ia melakukan fungsinyan yang sebenarnya. Si laki-laki bangga dengan kumisnya, tetapi ia tidak mengerti untuk apakah sebenarnya kumis itu. Si wanita bangga dengan miliknya yang menghiasi dadanya, tetapi ia  pun belum mengerti faedahnya sebelum kelahiran bayinya. Keduanya saling berfantasi, dan dengan demikian suburlah perkembangan fantasi pemuda waktu itu. Dan inilah yang dipergunakan sebagai modal untuk saling menulis surat dengan bunga-bunga bahasa yang dirasakan bagus sekali untuk dinikmati. Inilah sebabnya mengapa masalah cinta pertama yang sering sukar dihapuskan bekasnya bagi siapa pun juga yang mengalaminya.[21] Jadi, Masa pemuda adalah masa ujian. Masa penuh tantangan. Masa sukar dimengerti yang harus dipahami, masa bergelora yang harus diselami. Baik oleh pemuda itu sendiri maupun oleh siapa saja yang berkepentingan dengannya. Dalam perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa mempengaruhi dalam kehidupannya.[22] Oleh sebab itu butuh arahan serta didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam fisik maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mengaplikasikan perubahan-perubahan itu dalam kehidupan sehari-hari.
3. Arti Pengaruh fantasi Dalam Hidup
a.       Semua alat-alat yang kita pakai dalam kegiatan sehari-hari kita,seperti pakaian yang kita pakaian, alat masak, lemari, kulkas, hp, dll ilmu-ilmu, teori-teori dalam ilmu pengetahuan dan masih banyak lagi.Itu semua adalah hasil dari fantasi baik itu terpimpin maupun mencipta.
b.      Fantasi dapat juga digunakan sebagai hiburan.
c.       Fantasi dapat memudahkan anak dalam menerima pelajaran, karena fantasi dapat membangkitkan motifasi belajar, semangat meneliti dan dapat mengembangkan kreatifitas anak.
d.      Fantasi juga dapat mmbentuk budi pekerti bagi anak.bila ia membaca atau melihat film yng baik-baik,  ia terdorong meniru dan berbuat seperti yang  dibaca atau yang dilihatnya.
e.       Kita dapat menempatkan diri kita dalam kehidupan orang lain, bercampur baur dengan orang yang kita kenal, dan tidak kita kenal, serta kita dapat memahami, mengerti orang lain, semua itu karena adanya fantasi kita.
f.       Dengan adanya fantasi kita dapat membayangkan bagaimana dunia ini kelak. Dengan fantasi kita juga bisa menentukan cita-cita hidup kita dan membayangkan kehidupan kita kelak, dan kita dapat membayangkan bagaimana kehidupan dunia ini dalam bulan, tahun serta abad yang akan datang.
g.      Kadang  jika kita mengalami kesulitan,  kekecewaan, dan kesedihan dalam kehidupan yang  kita jalani ini, pasti kita akan lari dan menciptakan dunia sendiri. Dimana dalam dunia itu kita dapat mencapai segala keinginan kita, sehingga tidak ada lagi kesulitan dan kekecewaan dalam hidup kita. Semua itu terjadi dengan adanya fantasi  yang  ada pada diri kita.
h.      Dengan fantasi kita juga dapat mengenang masa lalu.
i.        Dengan adanya fantasi kita juga dapat menciptakan sesuatu yang baru baik itu berupa benda maupun teori.
j.        Selain membawa kita dalam hal-hal yang dapat menyenangkan dan kebaian dalam hidup kita, ternyata fantasi juga dapat membawa kita kepada  hal-hal yang  buruk,  yang sama sekali tidak dapat  dibenarkan.
4.Beberapa hal-hal buruk yang terjadi akibat fantasi antara lain:
a)      Anak-anak membayangkan adanya  setan-setan dan jin-jin yang hal ini akan membuat hidup anak tersebut tertekan. Hal ini dapat terjadi karena saat mendengarkan cerita-cerita horor si anak terlalu berlebihan dalam fantasinya.
b)      Anak sering tenggelam kedalam dunia fantasinya, tampaknya ia suka melamun.
c)      Anak takut menghadapi kenyataan, ia menjadi orang yang pemalu  atau pembual diantara teman-temannya.
d)     Karena terlalu terbuai dan terlena dengan fantasinya, ada orang yang meninggalkan tugas-tugasnya. Jadi orang ini lebih menyukai berfantasi dari pada menyelesaikan tugas-tugasnya.seperti belajar, mengerjakan pekerjaan rumah dan membantu orang tua.
e)      Menggunakan fantasinya untuk melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain. Seperti mencuri, merampok dan membunuh orang lain. Atau hal kecil saja yang merugikan orang lain yaitu menyontek jawaban teman.
f)       Dengan fantasi juga dapat menimbulkan kedustaan-kedustaan dalam kehidupan sehari-hari kita. serta dapat menimbulkan tahayul dan hal-hal yang lain sebagainya.[23]
g)      Kalau orang sering dan berlebih-lebihan pergi ke dunia fantasi yang indah-indah karena tak tahan menghadapi kesulitan hidup, orang akan mudah putus asa, karena kecewa pada waktu ia kembali ke dunianya yang sebenarnya.
h)      Juga dengan fantasi orang mudah sekali berdusta, karena ia di kuasai fantasinya, lebih-lebih pada anak-anak.
i)        Dalam merencanakan hidup dihari nanti, mudah sekali orang tergelincir ke rencana yang berlebih-lebihsehingga besar pasak daripada tiangnya.
j)        Fantasi yang tanpa pimpinan dan penjagaan akan mudah sekali menjadi fantasi yang jauh dan liar.[24]












BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
            Dari uraian dapat disimpulkan bahwa fantasi berarti suatu daya jiwa untuk  menciptakan tanggapan-tanggapan baru dengan bantuan yang sudah ada pada diri kita,  jadi ciri khas dari gejala jiwa ini adalah unsur menciptakan sesuatu yangbaru dalam jiwa. Perkembangan anak adalah bertambahnya kemampuan(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Sedangkan  remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada ditingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.Dengan semakin berkembang fantasi pada anak dan pemuda, membuat mereka semakin kreatif dan menjangkau hidup kedepan. Namun, keburukannya ialah dengan fantasi orang dapat meninggalkan alam kenyataan, lalu masuk dalam alam fantasi. Hal ini merupakan suatu bahaya, karena orang terbawa hidup dalam alam yang tidak nyata.  Jadi, dengan kekuatan fantasi manusia dapat melepaskan diri dari keadaan yang dihadapinya dan mampu menjangkau ke depan, keadaan yang akan datang.
B. Saran
Dari paper ini penulis berharap para pembaca agar lebih banyak lagi membaca buku-buku lain untuk menambah pengetahuan yang lebih luas tentang Psikologi khususnya ”Maca-macam Fantasi dan Perkembangannya Pada Anak dan Pemuda”  karena fantasi bagian dari hidup kita. Selain itu juga pembaca harus mengetahui fantasi yang positif akan menberikan dampak atau efek yang positif pula pada tingkah laku kita, sedangkan apabila kita berfantasi negatif dapat memberi sugesti yang negatif pula terhadap pola pemikiran kita. 




[1] Muhammad Alisuf Sabri, Pengantar Psikologi Umum,  Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1993, h.66

[2] Ki Fudyartanto,  Psikologi Umum, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2011, h. 262
[3] Muhammad Alisuf Sabri, Loc cit


[4]H.Abu  Ahmadi dan  Widodo Supriyono, Psikologi belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2004, h .29
[5] Muhammad Noor HS, Himpunan Istilah Psikologi, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, 1997, h 61
[6] Ki Fudyar tanto, Loc cit
[7] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, h .39
[8] A.Roestandi,Muchjidin Effendi dan Zul Afdi Ardian, Psikologi Umum, Armico, Bandung, 1998,h.82
[9] A.Roestandi,Muchjidin Effendi  dan Zul Afdi Ardian, Ibid, h.80-81
[10]Sumadi Suryabrata,  Op cit,  h.40
[11] M.Alisuf Sabri, Opc cit, h.67
[12] A.Roestandi, Muchjidin Effendi dan Zul Afdi Ardian, Op cit, h.81
[13] Muhammad Alisuf Sabri,  Loc cit
[14] A.Roestandi, Muchjidin Effendi dan Zul Afdi Ardian, Loc .cit
[15] Ki Fudyar tanto, Loc cit
[16]Muhammad Alisuf Sabri , Op.cit , h 68-70
[17]Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Jakarta, 2005,h.100.
[18] Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Remaja Rosda karya, Bandung, 2005,h.56.
[19] Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Perkembangan Psikologi, Rineka Cipta, Jakarta, 2005, h.101.
[20] Kartini Kartono, Psikologi Anak, Mandar Maju, Bandung, 2007,h.148-149.

[21] Agus Sujanto, Psikologi Perkembangan, Rineka Cipta, Surabaya, 1988,h.182.
[22] Singgih D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih Gunarsa,Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, h.203.
[23] S, Dedi. Tanya Jawab Psikologi, Armiko, Bandung, 1982,h.29.

[24] Agus Sujanto, Op.cit.h.53.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar