BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan
teknologi, maka berbagai model pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas juga
mengalami perkembangan. Seorang guru memang masih tetap merupakan salah satu
sumber belajar tetapi tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para
peserta didiknya. Guru menggunakan sumber belajar lain yang disebut sebagai
media untuk membelajarkan peserta didiknya. Dalam kaitan ini, ada beberapa
model pembelajaran yang dapat diterapkan.
Di sisi lain, media pembelajaran
justru sangat berperan atau memainkan peranan yang dominan dalam kegiatan
pembelajaran. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam
kegiatan pembelajaran. Alternatif lainnya adalah adanya pembagian peran yang
seimbang antara guru dan media pembelajaran dalam keadaan yang demikian ini,
pemanfaatan media pembelajaran benar-benar dilakukan secara terencana.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang tersebut, sehingga kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengan media dalam
pembelajaran Bahasa Arab MI?
2.
Apa urgensi media pembelajaran Bahasa
Arab MI?
3.
Apa prinsip-prinsip pemanfaatan media
pembelajaran?
4.
Apa fungsi dan manfaat media
pembelajaran Bahasa Arab MI?
5.
Apa saja jenis media pembelajaran Bahasa
Arab MI?
6.
Bagaimana langkah-langkah memilih media
pembelajaran?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui media dalam pembelajaran
Bahasa Arab MI.
2.
Untuk mengetahui urgensi media
pembelajaran Bahasa
Arab MI.
3.
Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemanfaatan
media pembelajaran.
4.
Untuk mengetahui fungsi dan manfaat
media pembelajaran Bahasa Arab MI.
5.
Untuk mengetahui jenis media
pembelajaran Bahasa Arab MI.
6.
Untuk mengetahui langkah-langkah memilih
media pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Media dalam Pembelajaran Bahasa Arab MI
Kata
media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium
yang secara harfiah berarti ’perantara’ atau ‘pengantar’.[1]
Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وَساَئِل
) atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[2]
AECT (Association Of Education and Communication Technology) menyatakan, media
adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk proses penyalutan informasi.[3]
Menurut Education Association, media merupakan benda dimanipulasi, dilihat,
didengar, dan dibaca aau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan
baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional.[4]
Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.[5]
Menurut
para pakar, media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pengajaran yag terdiri atas buku, tape recorder, kaset,
video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer.[6]
Media adalah sarana untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan
pembelajaran. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang
bertujuan pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran.[7]
Dari
berbagai pengertian tersebut, media pembelajaran bahasa Arab di MI adalah
sarana/alat yang digunakan untuk menyampaikan materi bahasa Arab dalam proses
pembelajaran di MI dan juga dapat mempermudah guru dalam menunjukkan
fakta-fakta bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari serta dapat membantu
mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab MI. Dengan
adanya media pengajaran, peran guru menjadi semakin luas. Sedangkan anak didik
akan terbantu untuk memahami subjek yang tengah diajarkan dalam bentuk
komunikasi penyampaian pesan yang lebih efektif dan efisien.[8]
B.
Urgensi Media
Pembelajaran Bahasa Arab MI
Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa arab
bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas persentase banyaknya ilmu
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan
tertinggi melalui indra dengan dan indra lainnya. Kegiatan belajar mengajar
akan efektif dan efisien apabila dalam kegiatannya disertai dengan penggunaan
media sebagai alat pembelajaran.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar banyak sekali, begitu
juga dalam pembelajaran Bahasa Arab juga bisa menggunakan media pembelajaran
untuk memudahkan guru, siswa dalam belajar.
Dalam pembelajaran bahasa, baik Bahasa Arab atau
Bahasa Inggris, penggunaa media sangat dibutuhkan agar pembelajaran tersebut
tidak membosankan dan menjadi aktifitas yang menyenangkan. Kenyataan di
lapangan menunjukkan bahwa aktifitas pembelajaran bahasa Arab kurang bervariasi
dari pada pembelajaran bahasa asing lainnya. Hal ini tidak hanya disebabkan
adanya asumsi bahwa belajar bahasa Arab sebagai bahasa asing untuk bisa mempergunakannya
secara aktif hanya bisa dilakukan di negara Arab tetapi juga penggunaan metode
pembelajaran yang sudah ketinggalan dari metode pembelajaran bahasa asing
lainnya.
Dengan media ini diharapkan suasana pembelajaran tidak
membosankan dan menjadi lebih menarik sehingga bisa menumbuhkan minat siswa
untuk belajar pelajaran tersebut dan yang lebih penting adalah tercapainya
tujuan kegiatan belajar mengajar dan kurikulum.[9]
C.
Prinsip-Prinsip
Pemanfaatan Media Pembelajaran
Media
pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu
proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip
penggunaannya antara lain:
1.
Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang
sebagai bagian yang integral dari suatu system pengajaran dan bukan hanya sebagai
alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan apabila dianggap perlu
dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
2. Media
pengajaran hendaknya di pandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3. Guru
hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang
digunakan.
4. Guru
seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5. Penggunaan
media pengajaran harus di organisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.
6. Jika sekiranya
suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari dua macam media, maka guru dapat guru
dapat memanfaatkan Multy Media yang menguntungkan dan memperlancar
proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
D.
Fungsi dan Manfaat
Media Pembelajaran Bahasa Arab MI
Fungsi media pembelajaran menurut Drek Rowtree,
diantaranya:
1.
Membangkitkan motivasi
belajar
2.
Mengulang apa yang telah
terjadi
3.
Menyediakan stimulus
belajar
4.
Mengaktifkan respon peserta
didik
5.
Memberikan timbal balik
segera
6.
Mengaktifkan respon peserta
didik.
Sedangkan manfaat dari media pembelajaran, yaitu:[10]
1.
Pembelajaran akan lebih
menarik siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
2.
Bahan pembelajaran akan
lebih jelas, sehingga mudah dipahami.
3.
Metode pembelajaran akan
bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal lewat kata-kata guru yang
terkadang membosankan.
4.
Siswa lebih banyak
melakukan kegiatan belajar, karena tidak hanya mendengarkan melainkan juga
mengamati,melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.
E.
Jenis Media Pembelajaran
Bahasa Arab MI
Berikut ini media pembelajaran yang dapat digunakan dalam empat kemahiran
berbahasa arab antara lain:
1. Media Pembelajaran Istima’
Istima’ adalah proses menerima sekumpulan fitur
bunyi yang terkandung dalam kosakata atau kalimat yang memiliki makna terkait
dengan kata sebelumnya, dalam sebuah topik tertentu. Istima’ meskipun di
kalangan tertentu hanya dipahami sebatas “dengar (hearing). Akan lebih tepat,
kalau istima’ lebih diarahkan pada “menyimak (auding) dengan
tidak lepas konteks.
Menyimak merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang
pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan. Menurut Djiwandono
sebagaimana yang dikutip Abd Wahab Rosyidi dkk; menyimak pada dasarnya bersifat
pasif-reseptif, dalam arti bahwa inisiatif untuk berkomunikasi tidak
pertama-tama berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain, sikap dan
tindakan yang diharapkan dari seorang pendengar terutama adalah mendengarkan
dan memahami apa yang didengarnya. Pemahaman bahasa lisan, mulai dari bunyi
bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat dan wacana yang utuh
dan lengkap. Media yang digunakan dalam pembelajaran istima’ antara
lain:
a. Media radio
Radio
adalah media audio ruang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran
gelombang elektomagnetik dari suatu pemancar. Dalam pembelajaran istima’ media
radio bisa digunakan oleh para siswa tanpa bimbingan dari guru secara langsung,
karena siaran yang ada pada media radio sangat sulit disesuaikan antara waktu
jadwal pelajaran dengan waktu siaran pelajaran bahasa Arab yang pada siaran
media radio disamakan dengan cara adanya koordinasi antara pihak penyelenggara
pendidikan dengan pihak stasiun radio, dengan cara demikian pembelajaran istima’
dapat dibimbing oleh guru secara langsung di kelas.[11]
b. Alat perekam pita magnetik (kaset) dan tape recorder
Kaset tape
recorder adalah alat perekam yang menggunakan pita dalam kaset.[12]
Tape recorder dapat digunakan untuk latihan mendengar dan mengulang. Bahan
ajar yang direkam harus berkaitan erat dengan pelajaran yang diajarkan atau
teks pelajaran. Tape recorder juga dapat digunakan untuk merekam
percakapan, untuk selanjutnya diadakan penilaian bersama setelah rekaman itu
diputar secara berulang-ulang. Selain itu, tape recorder dapat juga
digunakan untuk melatih pemahaman fahm al-maqru’ dan fahm al-masmu’.[13]
Keuntungan:
1) Harga yang terjangkau.
2) Rekaman dapat digandakan.
3) Dapat merekam peristiwa atau isi pelajaran agar dapat digunakan
kembali di kemudian hari.
4) Pengoperasiannya relatif mudah.
Keterbatasan:
1) Dalam suatu rekaman, sulit menemukan lokasi suatu pesan atau
informasi. Jika pesan atau informasi itu beraa di tengah-tengah rekaman, maka
akan memakan waktu untuk menemukannya.
2) Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam
menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu
mesin perekam yang berbeda dengannya.[14]
c. Film
Film
atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame
dipoyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga
memberikan visual yang kontinu.[15]
Keuntungan:
1) Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalamn dasar dari
siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.
2) Film dan video dapat menggambarkan sesuatu proses secara tepat
yang dapat disaksikan berulang-ulang sesuai kebutuhan.
3) Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video
menanamkan sikap dan segi afektif lainnya. Misal video tentang akibat membuang
sampah. Siswa akan melihat langsung apa yang akan terjadi apabila senang
membuang sampah sembarangan.
Keterbatasan:
1) Pengadaannya umumnya memerlukan biaya dan waktu yang banyak.
2) Pada saat dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga
tidak semua siswa dapat menyerap semua informasi yang ada di dalam film atau
video.[16]
d. Televisi
Televisi
sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan
gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama
dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai
gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara
bersamaan. Televisi juga dapat memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya
pada saat suatu peristiwa terjadi dengan disertai dengan komentar penyiarnya.
Kedua aspek tersebut secara simultan dapat didengar dan dilihat oleh pemirsa.
Perisiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tersebut langsung disiarkan dari
stasiun pemancar TV tertentu.[17]
Keuntungan:
1) Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual
termasuk gambar diam, film, objek, drama, dan lain-lain.
2) Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah maupun ke
kelas-kelas.
3) Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami
siswa dengan usia dan tingkatkan pendidikan yang berbeda-beda.
4) Televisi dapt menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi
siswa.
Keterbatasan:
1) Televisi hanya menyajikan komunikasi satu arah.
2) Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum
disiarkan.
3) Televisi pada saat siaran akan berjalan terus menerus dan tidak
ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual
siswa.[18]
e. Compact Video Disc (VCD) dan Compact Disc (CD)
Compact
Video Disc (VCD) adalah sistem penyimpanan dan rekaman video dimana signal
audio-visual direkam pada disket plastik, bukan pada pita magnetik. Sementara Compact
Disc (CD) adalah sistem penyimpanan dan rekaman audio yang direkam pada
disket. Perbedaan antara Compact Video Disc (VCD) dan Compact
Disc (CD) terletak pada pemogramannya.
f. Internet
Untuk
melatih kemahiran istima’ beberapa situs yang dapat dikunjungi antara
lain:
1) http://www.iiu.edu.my/Arabic/rusli/
(untuk mendengarkan beberapa lagu, puisi, pidato, dan juga percakapan berbahasa
Arab),
4) http://www.muslimtents.com/muslimguide/11-audio_Lectures.html
(untuk mendengarkan pidato), dan masih banyak lagi lainnya.[19]
g. Permainan
Kata permainan berasal dari kata
main, yang berarti berbuat untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan
untuk menyenangkan hati dengan alat kesenangan atau tidak. Untuk melatih
keterampilan dalam bidang kebahasaan dapat dilakukan dengan menggunakan
berbagai permainan bahasa. Permainan bahasa mempunyai tujuan ganda, yakni (1)
untuk memperoleh kegembiraan, (2) untuk melatih keterampilan tertentu dalam
bidang kebahasaan. Apabila ada jenis permainan yang menimbulkan kegembiraan
akan tetapi keterampilan bahasa yang terlatihkan, maka permainan tidak
tergolong permainan bahasa.
Adapun permainan yang dapat
digunakan untuk keterampilan istima’ adalah
1) Bisik berantai (Al Asrar Al Mutasalsil)
2) Perintah bersyarat (Al Amr Bi Syartin Atau Qola Saimon)
3) Siapa yang berbicara (Man Al Mutahaddits)
4) Bagaimana saya pergi (Kaifa Adzhab)
Menurut Imam
Makruf permainan keterampilan istima’ adalah:
1) Meneruskan informasi
2) Menebak nama benda
3) Mengenal sesuatu
4) Tebak tebakan
5) Menuruti perintah
Sementara itu
menurut Fathul Mujib dkk, ada beberapa permainan bahasa yang bisa digunakan
dalam keterampilan menyimak yaitu:
1) Pensil perkenalan
2) Dengarkan dan bedakan
3) Dengarkan dan jawab
4) Apakah kamu tahusuara apa itu?
5) Langkah kiri-kanan
6) Dengar lagu
7) Missing lyrics
8) Dengar dan rebut kata
9) Dengar cerita
10) Dengar dan bedakan yang asing
11) Kursi bernomor
12) Bisik berantai
13) Siapa yang berbicara dan dimana?
14) Dengar dan perbuat pesan rahasia
15) Dengar dan cari terjemahannya
16) Pertandingan robot buta
17) Siapa yang tercepat?
h. Laboratorium bahasa
Laboratorium
bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara bahasa asing
dengan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Laboratorium
bahasa merupakan variasi mesin mengajar yang juga menggunakan sejumlah alat
audio-visual lainnya, misalnya tape recorder, film strip, pelajaran berprograma
dan sebagainya.
Penggunaan
laboratorium bahasa didasarkan atas asumsi bahwa kemahiran mendengar (istima’)
dan berbicara (takallum) diberikan sebelum memberikan pelajaran membaca
(qira’ah) dan menulis (kitabah). Jika pembelajaran bahasa hanya
di lakukan di kelas, latihan kemahiran mendengar dan berbicara sanagt terbatas.
Keterbatasan tersebut dapat terjawab dengan melakukan latihan-latihan yang
dilakukan di laboratorium bahasa.[20] Ada
beberapa perangkat yang terdapat dalam laboratorium bahasa yang bisa digunakan
dalam pembelajaran bahasa yaitu kaset audio, VCD/DVD player, dubbing, komputer.
i.
Multi media
Multi
media adalah suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan
belajar yang membentuk suatu unit atau paket.[21]
2. Media pembelajaran kalam
Kalam merupakan keterampilan dasar yang menjadi
bagian penting dalam Pembelajaran bajasa kedua. Keterampilan ini tergolong
sebagai maharat istintajiyyah (productive skill). Sebab ia
menuntut adanya peran aktif peserta didik agar dapat berkomunikasi secara lisan
(syafahiyyah) dengan pihak atau komunitas yang lain. Aspek keterampilan
ini malah seakan paling dominan di antara keterampialn-keterampilan berbahasa
yang lain setelah istima’.
Sementara media yang bisa digunakan dalam pembelajaran
kalam diantaranya sebagai berikut:
a. Poster
Poster
merupakan gabungan dari gambar dan tulisan ringkas dalam satu bidang gambar
yang memiliki nilai-nilai estetis agar dapat menarik perhatian orang yang
melihat. Poster berfungsi sebagai sarana penyalur informasi yang bersifat
mengajak, memberi saran atau memperkenal sesuatu kepada lain.[22]
b. Flanel Board
Papan
flanel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu
kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat
sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot
dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar, di kelas-kelas
permulaan sekolah dasar atau taman kanak-kanak, papan flanel ini dipakai pula
untuk menempelkan huruf dan angka-angka. [23]
c. Bulletin board
Bulletin
board yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau
tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat
penempel lainnya.[24]
d. Papan tulis
Alim
ibrahim menyatakan bahwa guru yang tidak tahu memanfaatkan papan tulis untuk
dipakai sebagai media itu sama dengan setengah guru karena adalah papan tulis
adalah suatu media (murah) yang dapat memanfaatkan indra lihat para siswa
setelah mereka bosan dengan indra dengar, dan bahwasanya pemanfaatan dua indra
lebih mantap dan terkesan ketimbang hanya satu indra.[25]
e. Gambar
Gambar/foto
adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang
dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana.
Beberapa kelebihan media gambar/foto yang lain
dijelaskan di bawah ini.
1)
Sifatnya konkret; Gambar/ foto lebih realistis
menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2)
Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3)
Media gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita.
4)
Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam
bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah
atau membetulkan kesalahpahaman.
5)
Foto harganya murah dan dapat serta digunakan,
tanpa memerlukan peralatan khusus.
Beberapa
kelemahannya, yaitu:
1)
Gambar/ foto hanya menekankan presepsi indera
mata.
2)
Gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang
efektif untuk kegiatan pembelajaran.
f. Jam dinding (Qorshus Sa’ah)
Menurut
Abd. Wahab Rosyidi jam dinding adalah media yang paling sukses dalam
keterampilan berbicara. Media ini mudah dibuat dan didapatkan oleh seorang
guru, biasanya terdiri dari angka 1-12, jarum panjang, jarum sedang, dan jarum
pendek. Namun sebelum menggunakan media jam dinding ini, harus dipastikan bahwa
siswa sudah mengenal hitungan satu sampai enam puluh. Langkah berikutnya adalah
jarum jam sebagaimana biasanya, setelah dipastikan jarum jam menunjukkan angka
tertentu, maka guru melontarkan beberapa pertanyaan.
g. Film
Selain
dipembelajaran istima’ sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, film
juga dapat digunakan dalam pembelajaran kalam.
h. Karyawisata (ar Rihlah)
Karya
wisata bisa dijadikan sebagai salah satu media untuk melatih keterampilan
berbicara. Karena dengan belajar keluar dari kelas siswa akan mendapatkan
sesuatu yang banyak ia lihat, setelah itu siswa diminta untuk menceritakan apa
yang telah dilihatnya secara lisan. Tentunya penggunaan media ini harus
mempertimbangkan seperti: tempat yang indah, dana, jauh dan dekat.
i.
Internet
Internet juga bisa dimanfaatkan untuk kemahiran berbicara.
j.
Flip Chart
Flip
chart adalah lembaran kertas manila atau flano yang berisi pesan atau bahan
pelajaran. Lembaran kertas manila atau flano tersebut dapat digantungkan pada
sebuah gantungan, sehingga memudahkan untuk dibalikkan. Flip chart memudahkan
pengajar untuk menerangkan pelajaran atau informasi lain, baik gambar maupun
tulisan. Bahan pelajaran atau gambar pada flip chart dapat dijelaskan secara
berurutan atau tahap demi tahap. Setiap flip chart yang berisi bahan pelajaran
atau gambar, dapat diberi nomor seri.
k. Permainan
Menurut
Abd. Wahhab Rosyidi, permainan bahasa yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran
kalam adalah
1) Permainan dimana saya (Aina Ana)
2) Permainan kotak barang (Shundu’al Asy’ya’)
3) Permainan mendeskripsikan gambar (Sifs Shhuroh)
4) Permainan apa yang saya kerjakan (Madza A’mal)
5) Permainan pantomim (Fikrotun Dunal Kalam)
6) Permainan mengapa saya melakukan pekerjaan ini (Limadza
A’malu Hadza)
7) Permainan sepuluh langkah pertanyaan untuk satu jawaban (Al
Asyura Sualan)
Sementara menurut Fathul Mujib dkk,
ada beberapa permainan bahasa yang bisa digunakan dalam pembelajaran kalam yaitu
1) Permainan pulpen perkenalan
2) Permainan ular tangga
3) Permainan family 100
4) Permainan ya atau tidak
5) Permainan bola bertanya
6) Permainan bola panas
7) Permainan perkenalan diri
8) Permainan kecermatan indera yang disingkat dengan KIM
9) Permainan terka aksi
10) Cerita berantai
11) Terka gambar
12) Petak umpat
13) Sebagai tubuh bergerak dan berbicara
14) Koko wa suki
15) Sampai jumpa lagi
16) Berbicara dengan pertanyaan
17) Kabarkan beritamu
18) Kalau kau suka tepuk
19) Permainan dalang
20) Berjualan ria
21) This is the way?
22) Do-mi-kado
23) Memilih menu
24) Tebak ulang tahun
3. Media pembelajaran qira’ah
Membaca (qira’ah)
merupakan keterampilan menangkap makna dalam simbol-simbol bunyi tertulis yang
terorganisir menurut sistem tertentu. Alat indera penglihatan (mata) sangat
memiliki peran penting dalam proses tersebut. Namun qira’ah (membaca)
bukanlah sekedar proses kerja dari indra mata dan alat ujar saja. Tetapi ia
juga merupakan aktivitas aqliyah, meliputi: pola berpikir, menganalisis,
menilai, problem-solving, dsb.
Seperti
halnya menyimak, membaca mengandalkan kemampuan berbahasa yang pada dasarnya
bersifat reseptif. Dengan membaca, seseorang pertama-tama berusaha untuk
memahami informasi yang disampaikan orang lain dalam bentuk wacana tulis.
Meskipun pemahaman terhadap isi wacana tulis itu bukan semata-mata dan
sepenuhnya terjadi tanpa kegiatan pada diri pembaca, namun kemampuan membaca
pada dasarnya adalah kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam hal ini
informasi dan pesan yang disampaikan seorang pembaca pada dasarnya hanyalah
bertindak sebagai penerima.[28]
Adapun media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan
untuk pembelajaran keterampilan membaca antara lain:
a. Flash Card atau Kartu (Al-Bithoqot)
Flashcards adalah semacam
kartu pengingat atau kartu yang diperlihatkan sekilas kepada siswa. Ukuran
biasanya terserah pada kelasnya.kalau kelas agak besar kita memakai ukuran 25 x
20 cm. kartu-kartu tersebut digambari atau ditulisi atau diberi tanda untuk
memberikan petunjuk atau rangsangan bagi siswa berfikir atau melakukan sesuatu.[29]
b. Laboratorium baca
Laboratorium
baca biasanya terdiri dari sejumlah kitab-kitab kecil, sisinya materi bahasa
yang tersusun secara gradasi dari sederhana menuju sulit yang dapat membantu
siswa untuk lebih cepat dapat membaca sesuai kemampuannya.[30]
c. Overhead
Projector
Proyektor overhead merupakan
jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan
bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan materi pengajaran.
Cahaya yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam
kotak kemudian dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa fresnel,
melewati sebuah trasnpran ukuran 20 x 25 cm yang ditempatkan di atas landasan
tersebut. Sebuah sistem pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang ditempakan
di atas kotak landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90° melewati bahu
pengajar.
Dengan lampunya yang amat terang dan
sistem optiknya yang efisien, menghasilkan banyak sekali cahaya pada layar
sehingga memungkinkan overhead bisa dipergunakan di depan kelas sehingga
pengajar bisa bertatap muka langsung dengan siswa.
Berbagai materi pengajaran bisa
diproyeksikan, termasuk potongan karton, objek kecil dan berbagai jenis
transparan.
Materi pengajaran dapat dimanipulasi
oleh pengajar, rincian penting materi dapat ditunjuk, diperjelas memakai warna,
dibubuhkan catatan, diagram, sket dengan mempergunakan spidol, meliputi bagian
pesan dan penambahan informasi secara bertahap sementara ceramah berlangsung.
Penggambaran yang kompleks dapat dipertunjukkan melalui rangkaian teknik
tumpang tindih atau overlay.[31]
Kelebihan:
1)
Dapat menjangkau kelompok
besar.
2)
Guru selalu bertatap muka
dengan siswa saat menjelaskan materi.
3)
Peralatannya mudah
dioperasikan dan tidak memerlukan perawatan khusus.
4)
Memiliki kemampuan untuk
menampilkan warna.
5)
Dan disimpan dan digunakan
berulang kali.
Keterbatasan:
1) Fasilitas OHP harus tersedia.
2) Listrik harus tersedia.
3) Tanpa layar yang dapat dimiringkan.
d. Opaque Projector
Yang
dimaksud dengan opaque projectore adalah proyektor yang dapat
memproyeksikan benda-benda yang tidak tembus cahaya, sehingga pesan yang ingin
disampaikan tidak perlu ditulis pada transparan. Jadi, langsung diproyeksikan,
misalnya foto, gambar, tulisan bahkan benda-benda yang berukuran kecil dapat
diproyeksikan. Kelemahan Opaque Projector:
1) Harus menggunakan ruangan gelap sehingga siswa tidak dapat
menulis pada bagian-bagian yang penting.
e. Slide
Slide
adalah gambar transparan dalam bentuk positif karya fotografi atau tangan
sendiri, dalam ukuran 2 x 2 inci (atau
5
x 5 cm) yang diproyeksikan pada layar, untuk keperluan belajar mandiri, belajar
kelompok, atau belajar dikelas. Media slide dapat dipergunakan dengan
mengoperasikan secara manual, remote kontrol (dari jarak tertentu), atau
secara sunc-tape (operasi secara otomatis bersama dengan suara).[34]
Keuntungan:
1) Dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan.
2) Isi pelajaran dapat digunakan di mana-mana secara bersamaan.
3) Gambar dapat ditampilkan lebih lama sihingga akan menarik
perhatian siswa untuk menyimak pelajaran.
4) Film bingkai dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai
bidang ilmu kepala kelompok atau perorangan dengan usia yang tidak terbatas.
5) Film bingkai dapat digabungkan dengan suara/ rekaman.
Keterbatasan:
1) Gambar dan grafik visual tidak bergerak.
2) Film bingkai terlepas-lepas, karenanya memerlukan perhatian
untuk penyimpanan dan dalam pembuatannya.[35]
f. Presentase
Presentase
yang berdasarkan Microsoft Power Point atau Microsoft Office Power
Point adalah sebuah program komputer untuk presentase yang dikembangkan
oleh microsoft di dalam paket aplikasi kantoran, microsoft office,
selain microsoft word, excel, access dan beberapa program lainnya.
g. Internet
Untuk
mendukung peningkatan kemampuan membaca dan memahami, internet menyediakan
bahan-bahan bacaan yang dapat di download secara bebas dan gratis selain
juga yang ditampilkan secara online.
h. Permainan
Menurut
Abd. Wahhab Rosyidi, permainan bahasa yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran
qira’ah adalah
1) Uji pengetahuan (Ikhtabir Ma’luumaatik)
2) Sobekan cerita (Auroq Al Mumazzaqoh)
3) Antonim (Al Mudhod)
4) Mengeluarkan kata yang asing (Takhrij Al Kalimah Al Ghoribah)
5) Kursi yang benar dan yang salah (Al Kursi As Shohih Dan Al
Khoto’)
Sementara menurut Fathul Mujib dan Nailur
Rahmawati permainan bahasa yang bisa digunakan dalam pembelajaran qira’ah yaitu
1) Membaca permulaan
2) Mengharakati bacaan (paragraf)
3) Membaca huruf kacau
4) Membaca pertanyaan
5) Membaca dan membentuk kalimat
6) Urut paragraf
7) Mengurutkan hiwar (dialog)
8) Picture game (bicara)
9) Permainan pesawat
10) Gambar berbicara
11) Membaca bagian tubuh yang tergambar
12) Membaca pantomim cari dan baca
13) Dinding berbicara
14) Balon bertanya
15) Potongan gambar dan kalimat
16) Balapan membaca dan menjawab (membaca hyper aktif)
17) Membaca melalui simbol
18) Membaca aktif
19) Menyusun ayat
20) Membaca mengurai
21) Membaca kreatif
22) Antonim
23) Sobekan cerita
24) Loncat kata
25) Menceritakan peristiwa
26) Membaca kotak
4. Media pembelajaran kitabah
Kitabah
(menulis) merupakan keterampilan berbahasa yang rumit, karenanya
keterampilan ini harus diurutkan setelah periode pelajaran yang menekankan pada
bunyi (marhalah shawtiyyah). Marhalah tersebut lebih terfokus pada aspek menyimak
dan bicara. Kitabah sering difahami hanya sebatas mengkopi (naskh) dan
mengeja (tahajju’ah), namun kitabah sebenarnya juga mencakup beragam
proses kognitif untuk mengungkap apa yang diinginkan seseorang. Dengan demikian
keterampilan ini merupakan latihan mengatur ide-ide dan pengetahuan lalu
menyampaikan dalam bentuk simbol-simbol huruf. Akan tetapi bagaimana pelajaran kitabah
itu sebenarnya adalah tergantung pada bagaimana pula situasi dan kondisi
belajar atau peserta didiknya.
Adapun media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan
untuk pembelajaran keterampilan menulis antara lain:
a. Kaset rekaman
Yang
dimaksud dengan kaset rekaman adalah kaset yang diisi dengan rekaman suara,
dimana guru memilih teks yang sesuai dengan tingkatan siswa dan dibaca dengan
kecepatan normal. Kemudian setelah siswa mendengarkan siswa diminta menulis
ulang apa yang telah didengar baik dipapan tulis atau dikertasnya sendiri, dan
juga memberikan waktu secukupnya. Model ini sama dengan cara imla
(dikte), hanya saja materi dibacakan lewat kaset rekaman.
b. Teka-teki silang (Al Kalimath Al Mutaqoti’ah)
Teka-teki
silang merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk
pembelajaran keterampilan menulis. Teka-teki silang biasanya terdiri dari
pertanyaan untuk jawaban mendatar dan jawaban menurun.[36]
c. Foto dan gambar (As Shuwar Warusun)
Foto
merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto ini merupakan
alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan
dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis.[37]
d. Internet
Situs-situs
di internet yang menyajikan kemahiran berbahasa juga sama dengan situs-situs
yang menyajikan berbicara.
e. Kartu
Salah
satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran kitabah adalah teknik
kartu kata. Teknik kartu kata merupakan teknik pembelajaran kata majemuk
melalui kartu. Kartu tersebut berukuran 2 cm lebarnya dan panjang 15 cm yang di
dalamnya tertulis kata tunggal. Teknik pembelajaran ini dapat dilakukan secara
individu maupun kelompok. Teknik pembelajaran kartu bertujuan agar siswa dapat
dengan mudah, senang, dan bergairah dalam memahami kata majemuk melalui proses
yang dilaluinya sendiri.
f. Permainan
Menurut
Abd. Wahhab Rosyidi permainan yang digunakan dalam pembelajaran kitabah adalah Al
Kalimah Al Mutaqaati’ah (TTS), Melengkapi huruf atau kata yang
kurang/hilang, Menyempurnakan gambar dan menulis namanya, apakah kamu tahu (Hal
Ta’rif), dan mengurutkan kalimah (Tartibul Jumal). Sementara itu
menurut Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati permainan yang bisa digunakan dalam
pembelajaran kitabah adalah sebagai berikut:
1) Menulis harakat
2) Menggandeng huruf
3) Ini huruf awalku
4) Ini huruf akhirku
5) Benarkan yang salah
6) Peti menulis
7) Kuis arab bervariasi
8) Pertanyaan dalam cerita
9) Membuat dialog
10) Mengarang paragraf
11) Menulis kata sambung
12) Melengkapi kalimat dengan menulis kata kerja
13) Tulislah waktunya
14) Menulis kalimat terpanjang
15) Idiom game
16) Word net
17) Ini kartu nama saya
18) Typed game
19) Membuang kalimat yang asing
20) Menulis dengan simbol dan rumus
21) Menulis di bawah tangga
F. Langkah-Langkah Memilih Media Pembelajaran
Soeparno memperkenalkan cara memilih media
pembelajaran. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
1. Hendaknya mengetahui karakteristik setiap media.
2. Hendaknya memilih dengan cara menyesuaikan antara media yang
akan dipakai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.[39]
3. Hendaknya memilih dan menyesuaikan media yang akan kita pakai
dengan metode pembelajaran yang kita gunakan.
4. Memilih media yang sesuai dengan materi yang akan
dikomunikasikan.
Bagaimanapun juga, teknik-teknik dalam memilih media
pembelajaran tersebut pada hakikatnya bertujuan agar pemilihan media adalah
yang terbaik dan dapat menunjang proses pembelajaran guna tercapainya tujuan
yang telah ditargetkan sebelumnya. Salah satunya adalah dengan menentukan
sebuah media yang akan kita pilih dengan situasi pembelajaran, memperhatikan
kecocokan media dengan metode dan kemampuannya untuk menyampaikan komunikasi
yang ingin disampaikan.
Oleh karena itu, dalam menimbang dan memilih sebuah media
haruslah didasarkan pada beberapa pendapat ahli. Guna memilih media
pembelajaran yang tepat, berikut kami cantumkan pendapat para ahli yang lain
tentang tata cara memilih media pembelajaran. Tim Applied Approach peningkatan
rencana pengajaran dari Universitas Brawijaya Malang mengemukakan beberapa
langkah dalam memilih media pembelajaran yang baik. Adapun langkah-langkah
tersebut adalah sebagai berikut:[40]
1. Biayanya murah, baik saat pembelian, pengoperasian, dan perawata
media pembelajaran (jika media tersebut berupa media elektronik).
2. Kesesuaian dengan metode pengajaran yang digunakan.
3. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
4. Pertimbangan praktis, kemudahan, keamanan, kesesuaian, dengan
fasilitas yang ada, keawetan, dan kemudahan dalam pemeliharaan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Media
pembelajaran bahasa Arab di MI adalah sarana/alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi bahasa Arab dalam proses pembelajaran di MI dan juga dapat
mempermudah guru dalam menunjukkan fakta-fakta bahasa Arab dalam kehidupan
sehari-hari serta dapat membantu mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam
pembelajaran bahasa Arab MI. Dengan adanya media pengajaran, peran guru menjadi
semakin luas. Sedangkan anak didik akan terbantu untuk memahami subjek yang
tengah diajarkan dalam bentuk komunikasi penyampaian pesan yang lebih efektif
dan efisien.
Dalam
penggunaan media harus mengikuti prinsip-prinsip dalam pemilihan media.
Media-media yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab banyak sekali
tergantung keterampilan apa yang ingin dikuasai. Meskipun media telah
dikategorikan untuk setiap keterampilan, namun secara umum media-media tersebut
masih memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga dalam
penggunaannya harus mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan agar media
dapat berfungsi dan membantu guru mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
DAFTAR
PUSTAKA
Arsyad,
Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Press. Ed. 1.
____________. 2004. Bahasa Arab dan Metode
Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
____________.
2011. Media Pembelajaran. Jakarta.
Rajawali Press.
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media
Pembelajaran. Jakarta. Ciputat Pers. cet. ke 1.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung.
Pustaka Setia.
Indriani, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media
Pengajaran. Jogjakarta. Diva Press. cet. ke 1.
Jennah, Rodhatul. 2009. Media Pembelajaran. Banjarmasin.
Antasari Press. cet. ke 1.
Khalilullah, M. tt. Media Pembelajaran Bahasa Arab.
Yogyakarta. Aswaja.
Nuha, Ulin. 2012. Metodologi Super Efektif
Pembelajaran Bahasa Arab. Jogyakarta. DIVA Press.
Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta.
Rineka Cipta. cet. ke 1.
Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan
Micro Teaching. Ciputat. Ciputat Press.
Sadiman, Arief S. dkk. 2011. Media Pendidikan
Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta. Rajawali.
__________________. 2005. Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta. Raja Grafindo
Persada. Ed. 1.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung.
Sinar Baru Algensindo.
_____________________________.
1997. Media Pengajaran. Bandung. Sinar Baru. cet. ke 3.
Sudjana, Nana.
1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
[1]
Arif S. Sadiman, Dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. 1, h.6.
[2]
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2005), Ed.
1, h.3.
[3] Ahmad Rohani, Media Instruksional
Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. ke 1, h.2.
[4]
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat:
Ciputat Press, 2005), h.112.
[5]
Arief S. Sadiman, Op.Cit., h.7.
[6]
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.
243.
[7]
Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Press,
2009), cet. ke 1., h.2.
[8]
Dina Indriani, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva
Press, 2011), cet. ke 1., h.15.
[9] M.
Khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Aswaja, tt), h.25-26.
[10]
Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1990), h.2.
[11]
M. Khalilullah, Op.Cit., h.41-42.
[12]
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat
Pers, 2002), cet. ke 1, h.90.
[13]
M. Khalilullah, Op.Cit., h.43.
[14] Azhar
Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.46-47.
[15] Ibid.,
h.49.
[16] Ibid.,
h.49-50.
[17]
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Op.Cit., h.102.
[18]
Azhar Arsyad, Op.Cit., h.52-53.
[19]
M. Khalilullah, Op.Cit., h.47-48.
[20] Ibid.,
h.62.
[21] Ibid.,
h.66.
[22]
Rodhatul Jennah, Op.Cit., h.65.
[23]Arief
S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali, 2011) h.48.
[24]
M. Khalilullah, Op.Cit., h.70.
[25]
Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004) h.77.
[26]
Arief S. Sadiman dkk, Op.Cit., h.48.
[27]
M. Khalilullah, Op.Cit., h.78-98.
[28] Ibid.,
h.99.
[29]
Azhar arsyad, Op.Cit., h.89.
[30]
M. Khalilullah, Op.Cit., h.100.
[31] Nana
Sudjana & Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru,
1997), cet. ke 3, h. 96.
[32]
Azhar Arsyad, Op.Cit., h.43-44.
[33]
Rodhatul Jennah, Op.Cit., h.92.
[34]
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media
Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002), h. 115.
[35]
Azhar Arsyad, Op.Cit., h.47-48.
[36]
M. Khalilullah, Op.Cit., h.103-127.
[37]
Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Op.Cit., h.47.
[38]
M. Khalilullah, Op.Cit., h.128-142.
[39]
Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogyakarta:
DIVA Press, 2012), h.275.
[40] Ibid,
h. 276.
[41] Ibid,
h. 277.
sangat bermanfaat, trimakasih.
BalasHapus