Sabtu, 13 Juni 2015

Makalah Bahasa Arab MI

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Seiring dengan perkembangan teknologi, maka berbagai model pembelajaran yang diterapkan di dalam kelas juga mengalami perkembangan. Seorang guru memang masih tetap merupakan salah satu sumber belajar tetapi tidak lagi sebagai satu-satunya sumber belajar bagi para peserta didiknya. Guru menggunakan sumber belajar lain yang disebut sebagai media untuk membelajarkan peserta didiknya. Dalam kaitan ini, ada beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan.
            Di sisi lain, media pembelajaran justru sangat berperan atau memainkan peranan yang dominan dalam kegiatan pembelajaran. Sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dalam kegiatan pembelajaran. Alternatif lainnya adalah adanya pembagian peran yang seimbang antara guru dan media pembelajaran dalam keadaan yang demikian ini, pemanfaatan media pembelajaran benar-benar dilakukan secara terencana.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, sehingga kami merumuskan masalah sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan media dalam pembelajaran Bahasa Arab MI?
2.      Apa urgensi media pembelajaran Bahasa Arab MI?
3.      Apa prinsip-prinsip pemanfaatan media pembelajaran?
4.      Apa fungsi dan manfaat media pembelajaran Bahasa Arab MI?
5.      Apa saja jenis media pembelajaran Bahasa Arab MI?
6.      Bagaimana langkah-langkah memilih media pembelajaran?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui media dalam pembelajaran Bahasa Arab MI.
2.      Untuk mengetahui urgensi media pembelajaran Bahasa Arab MI.
3.      Untuk mengetahui prinsip-prinsip pemanfaatan media pembelajaran.
4.      Untuk mengetahui fungsi dan manfaat media pembelajaran Bahasa Arab MI.
5.      Untuk mengetahui jenis media pembelajaran Bahasa Arab MI.
6.      Untuk mengetahui langkah-langkah memilih media pembelajaran.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Media dalam Pembelajaran Bahasa Arab MI
       Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti ’perantara’ atau ‘pengantar’.[1] Dalam bahasa Arab, media adalah perantara (وَساَئِل  ) atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.[2] AECT (Association Of Education and Communication Technology) menyatakan, media adalah segala sesuatu yang dipergunakan untuk proses penyalutan informasi.[3] Menurut Education Association, media merupakan benda dimanipulasi, dilihat, didengar, dan dibaca aau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program  instruksional.[4] Media juga merupakan segala sesuatu yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.[5]
Menurut para pakar, media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yag terdiri atas buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.[6] Media adalah sarana untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran.[7]
       Dari berbagai pengertian tersebut, media pembelajaran bahasa Arab di MI adalah sarana/alat yang digunakan untuk menyampaikan materi bahasa Arab dalam proses pembelajaran di MI dan juga dapat mempermudah guru dalam menunjukkan fakta-fakta bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari serta dapat membantu mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab MI. Dengan adanya media pengajaran, peran guru menjadi semakin luas. Sedangkan anak didik akan terbantu untuk memahami subjek yang tengah diajarkan dalam bentuk komunikasi penyampaian pesan yang lebih efektif dan efisien.[8]

B.     Urgensi Media Pembelajaran Bahasa Arab MI
Penggunaan media dalam pembelajaran bahasa arab bertitik tolak dari teori yang mengatakan bahwa totalitas persentase banyaknya ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh seseorang terbanyak dan tertinggi melalui indra dengan dan indra lainnya. Kegiatan belajar mengajar akan efektif dan efisien apabila dalam kegiatannya disertai dengan penggunaan media sebagai alat pembelajaran.
Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar banyak sekali,  begitu juga dalam pembelajaran Bahasa Arab juga bisa menggunakan media pembelajaran untuk memudahkan guru, siswa dalam belajar.
Dalam pembelajaran bahasa, baik Bahasa Arab atau Bahasa Inggris, penggunaa media sangat dibutuhkan agar pembelajaran tersebut tidak membosankan dan menjadi aktifitas yang menyenangkan. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa aktifitas pembelajaran bahasa Arab kurang bervariasi dari pada pembelajaran bahasa asing lainnya. Hal ini tidak hanya disebabkan adanya asumsi bahwa belajar bahasa Arab sebagai bahasa asing untuk bisa mempergunakannya secara aktif hanya bisa dilakukan di negara Arab tetapi juga penggunaan metode pembelajaran yang sudah ketinggalan dari metode pembelajaran bahasa asing lainnya.
Dengan media ini diharapkan suasana pembelajaran tidak membosankan dan menjadi lebih menarik sehingga bisa menumbuhkan minat siswa untuk belajar pelajaran tersebut dan yang lebih penting adalah tercapainya tujuan kegiatan belajar mengajar dan kurikulum.[9]

C.    Prinsip-Prinsip Pemanfaatan Media Pembelajaran
            Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya antara lain:
1.      Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu system pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan apabila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu dibutuhkan.
2.      Media pengajaran hendaknya di pandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar.
3.      Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang digunakan.
4.      Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5.      Penggunaan media pengajaran harus di organisir secara sistematis bukan sembarang menggunakannya.
6.      Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari dua macam media, maka guru dapat guru dapat memanfaatkan Multy Media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.

D.    Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Bahasa Arab MI
Fungsi media pembelajaran menurut Drek Rowtree, diantaranya:
1.      Membangkitkan motivasi belajar
2.      Mengulang apa yang telah terjadi
3.      Menyediakan stimulus belajar
4.      Mengaktifkan respon peserta didik
5.      Memberikan timbal balik segera
6.      Mengaktifkan respon peserta didik.
Sedangkan manfaat dari media pembelajaran, yaitu:[10]
1.      Pembelajaran akan lebih menarik siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
2.      Bahan pembelajaran akan lebih jelas, sehingga mudah dipahami.
3.      Metode pembelajaran akan bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal lewat kata-kata guru yang terkadang membosankan.
4.      Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, karena tidak hanya mendengarkan melainkan juga mengamati,melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

E.     Jenis Media Pembelajaran Bahasa Arab MI
Berikut ini media pembelajaran yang dapat digunakan dalam empat kemahiran berbahasa arab antara lain:
1.      Media Pembelajaran Istima’
Istima’ adalah proses menerima sekumpulan fitur bunyi yang terkandung dalam kosakata atau kalimat yang memiliki makna terkait dengan kata sebelumnya, dalam sebuah topik tertentu. Istima’ meskipun di kalangan tertentu hanya dipahami sebatas “dengar (hearing). Akan lebih tepat, kalau istima’ lebih diarahkan pada “menyimak (auding) dengan tidak lepas konteks.
Menyimak merupakan kemampuan yang memungkinkan seorang pemakai bahasa untuk memahami bahasa yang digunakan secara lisan. Menurut Djiwandono sebagaimana yang dikutip Abd Wahab Rosyidi dkk; menyimak pada dasarnya bersifat pasif-reseptif, dalam arti bahwa inisiatif untuk berkomunikasi tidak pertama-tama berasal dari dirinya, melainkan dari orang lain, sikap dan tindakan yang diharapkan dari seorang pendengar terutama adalah mendengarkan dan memahami apa yang didengarnya. Pemahaman bahasa lisan, mulai dari bunyi bahasa, fonem, suku kata, kata-kata lepas, frasa, kalimat dan wacana yang utuh dan lengkap. Media yang digunakan dalam pembelajaran istima’ antara lain:
a.       Media radio
            Radio adalah media audio ruang penyampaian pesannya dilakukan melalui pancaran gelombang elektomagnetik dari suatu pemancar. Dalam pembelajaran istima’ media radio bisa digunakan oleh para siswa tanpa bimbingan dari guru secara langsung, karena siaran yang ada pada media radio sangat sulit disesuaikan antara waktu jadwal pelajaran dengan waktu siaran pelajaran bahasa Arab yang pada siaran media radio disamakan dengan cara adanya koordinasi antara pihak penyelenggara pendidikan dengan pihak stasiun radio, dengan cara demikian pembelajaran istima’ dapat dibimbing oleh guru secara langsung di kelas.[11]
b.      Alat perekam pita magnetik (kaset) dan tape recorder
            Kaset tape recorder adalah alat perekam yang menggunakan pita dalam kaset.[12] Tape recorder dapat digunakan untuk latihan mendengar dan mengulang. Bahan ajar yang direkam harus berkaitan erat dengan pelajaran yang diajarkan atau teks pelajaran. Tape recorder juga dapat digunakan untuk merekam percakapan, untuk selanjutnya diadakan penilaian bersama setelah rekaman itu diputar secara berulang-ulang. Selain itu, tape recorder dapat juga digunakan untuk melatih pemahaman fahm al-maqru’ dan fahm al-masmu’.[13]
Keuntungan:
1)      Harga yang terjangkau.
2)      Rekaman dapat digandakan.
3)      Dapat merekam peristiwa atau isi pelajaran agar dapat digunakan kembali di kemudian hari.
4)      Pengoperasiannya relatif mudah.
Keterbatasan:
1)      Dalam suatu rekaman, sulit menemukan lokasi suatu pesan atau informasi. Jika pesan atau informasi itu beraa di tengah-tengah rekaman, maka akan memakan waktu untuk menemukannya.
2)      Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk memainkan kembali rekaman yang direkam pada suatu mesin perekam yang berbeda dengannya.[14]
c.       Film
            Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame dipoyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga memberikan visual yang kontinu.[15]
Keuntungan:
1)      Film dan video dapat melengkapi pengalaman-pengalamn dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, berpraktik, dan lain-lain.
2)      Film dan video dapat menggambarkan sesuatu proses secara tepat yang dapat disaksikan berulang-ulang sesuai kebutuhan.
3)      Disamping mendorong dan meningkatkan motivasi, film dan video menanamkan sikap dan segi afektif lainnya. Misal video tentang akibat membuang sampah. Siswa akan melihat langsung apa yang akan terjadi apabila senang membuang sampah sembarangan.
Keterbatasan:
1)      Pengadaannya umumnya memerlukan biaya dan waktu yang banyak.
2)      Pada saat dipertunjukkan, gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa dapat menyerap semua informasi yang ada di dalam film atau video.[16]
d.      Televisi
            Televisi sesungguhnya adalah perlengkapan elektronik, yang pada dasarnya sama dengan gambar hidup yang meliputi gambar dan suara. Maka televisi sebenarnya sama dengan film, yakni dapat didengar dan dilihat. Media ini berperan sebagai gambar hidup dan juga sebagai radio yang dapat dilihat dan didengar secara bersamaan. Televisi juga dapat memberikan kejadian-kejadian yang sebenarnya pada saat suatu peristiwa terjadi dengan disertai dengan komentar penyiarnya. Kedua aspek tersebut secara simultan dapat didengar dan dilihat oleh pemirsa. Perisiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian tersebut langsung disiarkan dari stasiun pemancar TV tertentu.[17]
Keuntungan:
1)      Televisi dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam, film, objek, drama, dan lain-lain.
2)      Televisi dapat membawa dunia nyata ke rumah maupun ke kelas-kelas.
3)      Televisi dapat menyajikan program-program yang dapat dipahami siswa dengan usia dan tingkatkan pendidikan yang berbeda-beda.
4)      Televisi dapt menyajikan model dan contoh-contoh yang baik bagi siswa.
Keterbatasan:
1)      Televisi hanya menyajikan komunikasi satu arah.
2)      Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
3)      Televisi pada saat siaran akan berjalan terus menerus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.[18]
e.       Compact Video Disc (VCD) dan Compact Disc (CD)
            Compact Video Disc (VCD) adalah sistem penyimpanan dan rekaman video dimana signal audio-visual direkam pada disket plastik, bukan pada pita magnetik. Sementara Compact Disc (CD) adalah sistem penyimpanan dan rekaman audio yang direkam pada disket. Perbedaan antara Compact Video Disc (VCD) dan Compact Disc (CD) terletak pada pemogramannya.
f.       Internet
            Untuk melatih kemahiran istima’ beberapa situs yang dapat dikunjungi antara lain:
1)      http://www.iiu.edu.my/Arabic/rusli/ (untuk mendengarkan beberapa lagu, puisi, pidato, dan juga percakapan berbahasa Arab),
2)      http://www.q8y2b.com/poems.html (untuk mendengarkan pembacaan puisi),
3)      http://www.omkolthoum.com/ (untuk mendengarkan lagu),
4)      http://www.muslimtents.com/muslimguide/11-audio_Lectures.html (untuk mendengarkan pidato), dan masih banyak lagi lainnya.[19]
g.      Permainan
            Kata permainan berasal dari kata main, yang berarti berbuat untuk menyenangkan hati atau melakukan perbuatan untuk menyenangkan hati dengan alat kesenangan atau tidak. Untuk melatih keterampilan dalam bidang kebahasaan dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai permainan bahasa. Permainan bahasa mempunyai tujuan ganda, yakni (1) untuk memperoleh kegembiraan, (2) untuk melatih keterampilan tertentu dalam bidang kebahasaan. Apabila ada jenis permainan yang menimbulkan kegembiraan akan tetapi keterampilan bahasa yang terlatihkan, maka permainan tidak tergolong permainan bahasa.
            Adapun permainan yang dapat digunakan untuk keterampilan istima’ adalah
1)      Bisik berantai (Al Asrar Al Mutasalsil)
2)      Perintah bersyarat (Al Amr Bi Syartin Atau Qola Saimon)
3)      Siapa yang berbicara (Man Al Mutahaddits)
4)      Bagaimana saya pergi (Kaifa Adzhab)
Menurut Imam Makruf permainan keterampilan istima’ adalah:
1)      Meneruskan informasi
2)      Menebak nama benda
3)      Mengenal sesuatu
4)      Tebak tebakan
5)      Menuruti perintah
       Sementara itu menurut Fathul Mujib dkk, ada beberapa permainan bahasa yang bisa digunakan dalam keterampilan menyimak yaitu:
1)      Pensil perkenalan
2)      Dengarkan dan bedakan
3)      Dengarkan dan jawab
4)      Apakah kamu tahusuara apa itu?
5)      Langkah kiri-kanan
6)      Dengar lagu
7)      Missing lyrics
8)      Dengar dan rebut kata
9)      Dengar cerita
10)  Dengar dan bedakan yang asing
11)  Kursi bernomor
12)  Bisik berantai
13)  Siapa yang berbicara dan dimana?
14)  Dengar dan perbuat pesan rahasia
15)  Dengar dan cari terjemahannya
16)  Pertandingan robot buta
17)  Siapa yang tercepat?
h.      Laboratorium bahasa
            Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara bahasa asing dengan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Laboratorium bahasa merupakan variasi mesin mengajar yang juga menggunakan sejumlah alat audio-visual lainnya, misalnya tape recorder, film strip, pelajaran berprograma dan sebagainya.
            Penggunaan laboratorium bahasa didasarkan atas asumsi bahwa kemahiran mendengar (istima’) dan berbicara (takallum) diberikan sebelum memberikan pelajaran membaca (qira’ah) dan menulis (kitabah). Jika pembelajaran bahasa hanya di lakukan di kelas, latihan kemahiran mendengar dan berbicara sanagt terbatas. Keterbatasan tersebut dapat terjawab dengan melakukan latihan-latihan yang dilakukan di laboratorium bahasa.[20] Ada beberapa perangkat yang terdapat dalam laboratorium bahasa yang bisa digunakan dalam pembelajaran bahasa yaitu kaset audio, VCD/DVD player, dubbing, komputer.
i.        Multi media
            Multi media adalah suatu sistem penyampaian dengan menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu unit atau paket.[21]
2.      Media pembelajaran kalam
Kalam merupakan keterampilan dasar yang menjadi bagian penting dalam Pembelajaran bajasa kedua. Keterampilan ini tergolong sebagai maharat istintajiyyah (productive skill). Sebab ia menuntut adanya peran aktif peserta didik agar dapat berkomunikasi secara lisan (syafahiyyah) dengan pihak atau komunitas yang lain. Aspek keterampilan ini malah seakan paling dominan di antara keterampialn-keterampilan berbahasa yang lain setelah istima’.
Sementara media yang bisa digunakan dalam pembelajaran kalam diantaranya sebagai berikut:
a.       Poster
            Poster merupakan gabungan dari gambar dan tulisan ringkas dalam satu bidang gambar yang memiliki nilai-nilai estetis agar dapat menarik perhatian orang yang melihat. Poster berfungsi sebagai sarana penyalur informasi yang bersifat mengajak, memberi saran atau memperkenal sesuatu kepada lain.[22]
b.      Flanel Board
            Papan flanel adalah media grafis yang efektif untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar, di kelas-kelas permulaan sekolah dasar atau taman kanak-kanak, papan flanel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka. [23]
c.       Bulletin board
            Bulletin board yaitu papan biasa tanpa dilapisi kain flanel. Gambar-gambar atau tulisan-tulisan biasanya langsung ditempelkan dengan menggunakan lem atau alat penempel lainnya.[24]
d.      Papan tulis
            Alim ibrahim menyatakan bahwa guru yang tidak tahu memanfaatkan papan tulis untuk dipakai sebagai media itu sama dengan setengah guru karena adalah papan tulis adalah suatu media (murah) yang dapat memanfaatkan indra lihat para siswa setelah mereka bosan dengan indra dengar, dan bahwasanya pemanfaatan dua indra lebih mantap dan terkesan ketimbang hanya satu indra.[25]
e.       Gambar
            Gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana.
Beberapa kelebihan media gambar/foto yang lain dijelaskan di bawah ini.
1)      Sifatnya konkret; Gambar/ foto lebih realistis menunjukan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.
2)      Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu.
3)      Media gambar/ foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita.
4)      Foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalahpahaman.
5)      Foto harganya murah dan dapat serta digunakan, tanpa memerlukan peralatan khusus.
Beberapa kelemahannya, yaitu:
1)      Gambar/ foto hanya menekankan presepsi indera mata.
2)      Gambar/ foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
3)      Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.[26]
f.       Jam dinding (Qorshus Sa’ah)
            Menurut Abd. Wahab Rosyidi jam dinding adalah media yang paling sukses dalam keterampilan berbicara. Media ini mudah dibuat dan didapatkan oleh seorang guru, biasanya terdiri dari angka 1-12, jarum panjang, jarum sedang, dan jarum pendek. Namun sebelum menggunakan media jam dinding ini, harus dipastikan bahwa siswa sudah mengenal hitungan satu sampai enam puluh. Langkah berikutnya adalah jarum jam sebagaimana biasanya, setelah dipastikan jarum jam menunjukkan angka tertentu, maka guru melontarkan beberapa pertanyaan.
g.      Film
            Selain dipembelajaran istima’ sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, film juga dapat digunakan dalam pembelajaran kalam.
h.      Karyawisata (ar Rihlah)
            Karya wisata bisa dijadikan sebagai salah satu media untuk melatih keterampilan berbicara. Karena dengan belajar keluar dari kelas siswa akan mendapatkan sesuatu yang banyak ia lihat, setelah itu siswa diminta untuk menceritakan apa yang telah dilihatnya secara lisan. Tentunya penggunaan media ini harus mempertimbangkan seperti: tempat yang indah, dana, jauh dan dekat.
i.        Internet
Internet juga bisa dimanfaatkan untuk kemahiran berbicara.
j.        Flip Chart
            Flip chart adalah lembaran kertas manila atau flano yang berisi pesan atau bahan pelajaran. Lembaran kertas manila atau flano tersebut dapat digantungkan pada sebuah gantungan, sehingga memudahkan untuk dibalikkan. Flip chart memudahkan pengajar untuk menerangkan pelajaran atau informasi lain, baik gambar maupun tulisan. Bahan pelajaran atau gambar pada flip chart dapat dijelaskan secara berurutan atau tahap demi tahap. Setiap flip chart yang berisi bahan pelajaran atau gambar, dapat diberi nomor seri.
k.      Permainan
       Menurut Abd. Wahhab Rosyidi, permainan bahasa yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran kalam adalah
1)      Permainan dimana saya (Aina Ana)
2)      Permainan kotak barang (Shundu’al Asy’ya’)
3)      Permainan mendeskripsikan gambar (Sifs Shhuroh)
4)      Permainan apa yang saya kerjakan (Madza A’mal)
5)      Permainan pantomim (Fikrotun Dunal Kalam)
6)      Permainan mengapa saya melakukan pekerjaan ini (Limadza A’malu Hadza)
7)      Permainan sepuluh langkah pertanyaan untuk satu jawaban (Al Asyura Sualan)
Sementara menurut Fathul Mujib dkk, ada beberapa permainan bahasa yang bisa digunakan dalam pembelajaran kalam yaitu
1)      Permainan pulpen perkenalan
2)      Permainan ular tangga
3)      Permainan family 100
4)      Permainan ya atau tidak
5)      Permainan bola bertanya
6)      Permainan bola panas
7)      Permainan perkenalan diri
8)      Permainan kecermatan indera yang disingkat dengan KIM
9)      Permainan terka aksi
10)   Cerita berantai
11)  Terka gambar
12)  Petak umpat
13)  Sebagai tubuh bergerak dan berbicara
14)  Koko wa suki
15)  Sampai jumpa lagi
16)  Berbicara dengan pertanyaan
17)  Kabarkan beritamu
18)  Kalau kau suka tepuk
19)  Permainan dalang
20)  Berjualan ria
21)  This is the way?
22)  Do-mi-kado
23)  Memilih menu
24)  Tebak ulang tahun
25)   Berbicara dengan aba-aba[27]
3.      Media pembelajaran qira’ah
           Membaca (qira’ah) merupakan keterampilan menangkap makna dalam simbol-simbol bunyi tertulis yang terorganisir menurut sistem tertentu. Alat indera penglihatan (mata) sangat memiliki peran penting dalam proses tersebut. Namun qira’ah (membaca) bukanlah sekedar proses kerja dari indra mata dan alat ujar saja. Tetapi ia juga merupakan aktivitas aqliyah, meliputi: pola berpikir, menganalisis, menilai, problem-solving, dsb.
           Seperti halnya menyimak, membaca mengandalkan kemampuan berbahasa yang pada dasarnya bersifat reseptif. Dengan membaca, seseorang pertama-tama berusaha untuk memahami informasi yang disampaikan orang lain dalam bentuk wacana tulis. Meskipun pemahaman terhadap isi wacana tulis itu bukan semata-mata dan sepenuhnya terjadi tanpa kegiatan pada diri pembaca, namun kemampuan membaca pada dasarnya adalah kemampuan berbahasa yang bersifat reseptif. Dalam hal ini informasi dan pesan yang disampaikan seorang pembaca pada dasarnya hanyalah bertindak sebagai penerima.[28]
Adapun media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran keterampilan membaca antara lain:
a.       Flash Card atau Kartu (Al-Bithoqot)
              Flashcards adalah semacam kartu pengingat atau kartu yang diperlihatkan sekilas kepada siswa. Ukuran biasanya terserah pada kelasnya.kalau kelas agak besar kita memakai ukuran 25 x 20 cm. kartu-kartu tersebut digambari atau ditulisi atau diberi tanda untuk memberikan petunjuk atau rangsangan bagi siswa berfikir atau melakukan sesuatu.[29]
b.      Laboratorium baca
            Laboratorium baca biasanya terdiri dari sejumlah kitab-kitab kecil, sisinya materi bahasa yang tersusun secara gradasi dari sederhana menuju sulit yang dapat membantu siswa untuk lebih cepat dapat membaca sesuai kemampuannya.[30]
c.       Overhead Projector
            Proyektor overhead merupakan jenis perangkat keras yang sangat sederhana, terdiri atas sebuah kotak dengan bagian atasnya sebagai landasan yang luas untuk meletakkan materi pengajaran. Cahaya yang amat terang dari lampu proyektor amat kuat menyorot dari dalam kotak kemudian dibiaskan oleh sebuah lensa khusus, yaitu lensa fresnel, melewati sebuah trasnpran ukuran 20 x 25 cm yang ditempatkan di atas landasan tersebut. Sebuah sistem pemantul cahaya dari cermin dan lensa, yang ditempakan di atas kotak landasan, menghasilkan berkas cahaya berbelok 90° melewati bahu pengajar.
            Dengan lampunya yang amat terang dan sistem optiknya yang efisien, menghasilkan banyak sekali cahaya pada layar sehingga memungkinkan overhead bisa dipergunakan di depan kelas sehingga pengajar bisa bertatap muka langsung dengan siswa.
            Berbagai materi pengajaran bisa diproyeksikan, termasuk potongan karton, objek kecil dan berbagai jenis transparan.
            Materi pengajaran dapat dimanipulasi oleh pengajar, rincian penting materi dapat ditunjuk, diperjelas memakai warna, dibubuhkan catatan, diagram, sket dengan mempergunakan spidol, meliputi bagian pesan dan penambahan informasi secara bertahap sementara ceramah berlangsung. Penggambaran yang kompleks dapat dipertunjukkan melalui rangkaian teknik tumpang tindih atau overlay.[31]
Kelebihan:
1)      Dapat menjangkau kelompok besar.
2)      Guru selalu bertatap muka dengan siswa saat menjelaskan materi.
3)      Peralatannya mudah dioperasikan dan tidak memerlukan perawatan khusus.
4)      Memiliki kemampuan untuk menampilkan warna.
5)      Dan disimpan dan digunakan berulang kali.
Keterbatasan:
1)      Fasilitas OHP harus tersedia.
2)      Listrik harus tersedia.
3)      Tanpa layar yang dapat dimiringkan.
4)      Harus memiliki kemampuan dalam menggunakan OHP.[32]
d.      Opaque Projector
            Yang dimaksud dengan opaque projectore adalah proyektor yang dapat memproyeksikan benda-benda yang tidak tembus cahaya, sehingga pesan yang ingin disampaikan tidak perlu ditulis pada transparan. Jadi, langsung diproyeksikan, misalnya foto, gambar, tulisan bahkan benda-benda yang berukuran kecil dapat diproyeksikan. Kelemahan Opaque Projector:
1)      Harus menggunakan ruangan gelap sehingga siswa tidak dapat menulis pada bagian-bagian yang penting.
2)      Memerlukan seorang operator.[33]
e.       Slide
            Slide adalah gambar transparan dalam bentuk positif karya fotografi atau tangan sendiri, dalam ukuran 2 x 2 inci (atau  5 x 5 cm) yang diproyeksikan pada layar, untuk keperluan belajar mandiri, belajar kelompok, atau belajar dikelas. Media slide dapat dipergunakan dengan mengoperasikan secara manual, remote kontrol (dari jarak tertentu), atau secara sunc-tape (operasi secara otomatis bersama dengan suara).[34]
Keuntungan:
1)      Dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan.
2)      Isi pelajaran dapat digunakan di mana-mana secara bersamaan.
3)      Gambar dapat ditampilkan lebih lama sihingga akan menarik perhatian siswa untuk menyimak pelajaran.
4)      Film bingkai dapat menyajikan gambar dan grafik untuk berbagai bidang ilmu kepala kelompok atau perorangan dengan usia yang tidak terbatas.
5)      Film bingkai dapat digabungkan dengan suara/ rekaman.
Keterbatasan:
1)      Gambar dan grafik visual tidak bergerak.
2)      Film bingkai terlepas-lepas, karenanya memerlukan perhatian untuk penyimpanan dan dalam pembuatannya.[35]
f.       Presentase
            Presentase yang berdasarkan Microsoft Power Point atau Microsoft Office Power Point adalah sebuah program komputer untuk presentase yang dikembangkan oleh microsoft di dalam paket aplikasi kantoran, microsoft office, selain microsoft word, excel, access dan beberapa program lainnya.
g.      Internet
            Untuk mendukung peningkatan kemampuan membaca dan memahami, internet menyediakan bahan-bahan bacaan yang dapat di download secara bebas dan gratis selain juga yang ditampilkan secara online.
h.      Permainan
            Menurut Abd. Wahhab Rosyidi, permainan bahasa yang bisa dimanfaatkan dalam pembelajaran qira’ah adalah
1)      Uji pengetahuan (Ikhtabir Ma’luumaatik)
2)      Sobekan cerita (Auroq Al Mumazzaqoh)
3)      Antonim (Al Mudhod)
4)      Mengeluarkan kata yang asing (Takhrij Al Kalimah Al Ghoribah)
5)      Kursi yang benar dan yang salah (Al Kursi As Shohih Dan Al Khoto’)
            Sementara menurut Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati permainan bahasa yang bisa digunakan dalam pembelajaran qira’ah yaitu
1)      Membaca permulaan
2)      Mengharakati bacaan (paragraf)
3)      Membaca huruf kacau
4)      Membaca pertanyaan
5)      Membaca dan membentuk kalimat
6)      Urut paragraf
7)      Mengurutkan hiwar (dialog)
8)      Picture game (bicara)
9)      Permainan pesawat
10)  Gambar berbicara
11)  Membaca bagian tubuh yang tergambar
12)  Membaca pantomim cari dan baca
13)  Dinding berbicara
14)  Balon bertanya
15)  Potongan gambar dan kalimat
16)  Balapan membaca dan menjawab (membaca hyper aktif)
17)  Membaca melalui simbol
18)  Membaca aktif
19)  Menyusun ayat
20)   Membaca mengurai
21)  Membaca kreatif
22)  Antonim
23)  Sobekan cerita
24)  Loncat kata
25)  Menceritakan peristiwa
26)  Membaca kotak
4.      Media pembelajaran kitabah
             Kitabah (menulis) merupakan keterampilan berbahasa yang rumit, karenanya keterampilan ini harus diurutkan setelah periode pelajaran yang menekankan pada bunyi (marhalah shawtiyyah). Marhalah  tersebut lebih terfokus pada aspek menyimak dan bicara. Kitabah sering difahami hanya sebatas mengkopi (naskh) dan mengeja (tahajju’ah), namun kitabah sebenarnya juga mencakup beragam proses kognitif untuk mengungkap apa yang diinginkan seseorang. Dengan demikian keterampilan ini merupakan latihan mengatur ide-ide dan pengetahuan lalu menyampaikan dalam bentuk simbol-simbol huruf. Akan tetapi bagaimana pelajaran kitabah itu sebenarnya adalah tergantung pada bagaimana pula situasi dan kondisi belajar atau peserta didiknya.
Adapun media pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran keterampilan menulis antara lain:
a.       Kaset rekaman
            Yang dimaksud dengan kaset rekaman adalah kaset yang diisi dengan rekaman suara, dimana guru memilih teks yang sesuai dengan tingkatan siswa dan dibaca dengan kecepatan normal. Kemudian setelah siswa mendengarkan siswa diminta menulis ulang apa yang telah didengar baik dipapan tulis atau dikertasnya sendiri, dan juga memberikan waktu secukupnya. Model ini sama dengan cara imla (dikte), hanya saja materi dibacakan lewat kaset rekaman.
b.      Teka-teki silang (Al Kalimath Al Mutaqoti’ah)
            Teka-teki silang merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan untuk pembelajaran keterampilan menulis. Teka-teki silang biasanya terdiri dari pertanyaan untuk jawaban mendatar dan jawaban menurun.[36]
c.       Foto dan gambar (As Shuwar Warusun)
            Foto merupakan media reproduksi bentuk asli dalam dua dimensi. Foto ini merupakan alat visual yang efektif karena dapat divisualisasikan sesuatu yang akan dijelaskan dengan lebih konkrit dan realistis.[37]
d.      Internet
            Situs-situs di internet yang menyajikan kemahiran berbahasa juga sama dengan situs-situs yang menyajikan berbicara.
e.       Kartu
            Salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran kitabah adalah teknik kartu kata. Teknik kartu kata merupakan teknik pembelajaran kata majemuk melalui kartu. Kartu tersebut berukuran 2 cm lebarnya dan panjang 15 cm yang di dalamnya tertulis kata tunggal. Teknik pembelajaran ini dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Teknik pembelajaran kartu bertujuan agar siswa dapat dengan mudah, senang, dan bergairah dalam memahami kata majemuk melalui proses yang dilaluinya sendiri.
f.       Permainan
            Menurut Abd. Wahhab Rosyidi permainan yang digunakan dalam pembelajaran kitabah adalah Al Kalimah Al Mutaqaati’ah (TTS), Melengkapi huruf atau kata yang kurang/hilang, Menyempurnakan gambar dan menulis namanya, apakah kamu tahu (Hal Ta’rif), dan mengurutkan kalimah (Tartibul Jumal). Sementara itu menurut Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati permainan yang bisa digunakan dalam pembelajaran kitabah adalah sebagai berikut:
1)      Menulis harakat
2)      Menggandeng huruf
3)      Ini huruf awalku
4)      Ini huruf akhirku
5)      Benarkan yang salah
6)      Peti menulis
7)      Kuis arab bervariasi
8)      Pertanyaan dalam cerita
9)      Membuat dialog
10)  Mengarang paragraf
11)  Menulis kata sambung
12)  Melengkapi kalimat dengan menulis kata kerja
13)  Tulislah waktunya
14)  Menulis kalimat terpanjang
15)  Idiom game
16)  Word net
17)  Ini kartu nama saya
18)  Typed game
19)  Membuang kalimat yang asing
20)  Menulis dengan simbol dan rumus
21)  Menulis di bawah tangga
22)  Teka-teki kata.[38]

F.     Langkah-Langkah Memilih Media Pembelajaran
Soeparno memperkenalkan cara memilih media pembelajaran. Adapun cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Hendaknya mengetahui karakteristik setiap media.
2.      Hendaknya memilih dengan cara menyesuaikan antara media yang akan dipakai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.[39]
3.      Hendaknya memilih dan menyesuaikan media yang akan kita pakai dengan metode pembelajaran yang kita gunakan.
4.      Memilih media yang sesuai dengan materi yang akan dikomunikasikan.
            Bagaimanapun juga, teknik-teknik dalam memilih media pembelajaran tersebut pada hakikatnya bertujuan agar pemilihan media adalah yang terbaik dan dapat menunjang proses pembelajaran guna tercapainya tujuan yang telah ditargetkan sebelumnya. Salah satunya adalah dengan menentukan sebuah media yang akan kita pilih dengan situasi pembelajaran, memperhatikan kecocokan media dengan metode dan kemampuannya untuk menyampaikan komunikasi yang ingin disampaikan.
            Oleh karena itu, dalam menimbang dan memilih sebuah media haruslah didasarkan pada beberapa pendapat ahli. Guna memilih media pembelajaran yang tepat, berikut kami cantumkan pendapat para ahli yang lain tentang tata cara memilih media pembelajaran. Tim Applied Approach peningkatan rencana pengajaran dari Universitas Brawijaya Malang mengemukakan beberapa langkah dalam memilih media pembelajaran yang baik. Adapun langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut:[40]
1.      Biayanya murah, baik saat pembelian, pengoperasian, dan perawata media pembelajaran (jika media tersebut berupa media elektronik).
2.      Kesesuaian dengan metode pengajaran yang digunakan.
3.      Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik.
4.      Pertimbangan praktis, kemudahan, keamanan, kesesuaian, dengan fasilitas yang ada, keawetan, dan kemudahan dalam pemeliharaan.
5.      Ketersedian media dan suku cadangnya (jika media tersebut berupa media elektronik).[41]

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
            Media pembelajaran bahasa Arab di MI adalah sarana/alat yang digunakan untuk menyampaikan materi bahasa Arab dalam proses pembelajaran di MI dan juga dapat mempermudah guru dalam menunjukkan fakta-fakta bahasa Arab dalam kehidupan sehari-hari serta dapat membantu mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab MI. Dengan adanya media pengajaran, peran guru menjadi semakin luas. Sedangkan anak didik akan terbantu untuk memahami subjek yang tengah diajarkan dalam bentuk komunikasi penyampaian pesan yang lebih efektif dan efisien.
            Dalam penggunaan media harus mengikuti prinsip-prinsip dalam pemilihan media. Media-media yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab banyak sekali tergantung keterampilan apa yang ingin dikuasai. Meskipun media telah dikategorikan untuk setiap keterampilan, namun secara umum media-media tersebut masih memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga dalam penggunaannya harus mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan agar media dapat berfungsi dan membantu guru mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.










DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Press. Ed. 1.

____________. 2004. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

____________.  2011. Media Pembelajaran. Jakarta. Rajawali Press.

Asnawir dan M. Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta. Ciputat Pers. cet. ke 1.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia.

Indriani, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta. Diva Press. cet. ke 1.

Jennah, Rodhatul. 2009. Media Pembelajaran. Banjarmasin. Antasari Press. cet. ke 1.

Khalilullah, M. tt. Media Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta. Aswaja.

Nuha, Ulin. 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogyakarta. DIVA Press.

Rohani, Ahmad. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta. Rineka Cipta. cet. ke 1.

Sabri, Ahmad. 2005. Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching. Ciputat. Ciputat Press.

Sadiman, Arief S. dkk. 2011. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta. Rajawali.

__________________. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta. Raja Grafindo Persada. Ed. 1.

Sudjana, Nana dan Ahmad  Rivai. 2002. Media Pengajaran. Bandung. Sinar Baru Algensindo.

_____________________________. 1997. Media Pengajaran. Bandung. Sinar Baru. cet. ke 3.

Sudjana, Nana. 1990. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.



[1] Arif S. Sadiman, Dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), Ed. 1, h.6.
[2] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2005), Ed. 1, h.3.
[3]  Ahmad Rohani, Media Instruksional Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), cet. ke 1, h.2.
[4] Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dan Micro Teaching, (Ciputat: Ciputat Press, 2005), h.112.
[5] Arief S. Sadiman, Op.Cit., h.7.
[6] Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 243.
[7] Rodhatul Jennah, Media Pembelajaran, (Banjarmasin: Antasari Press, 2009), cet. ke 1., h.2.
[8] Dina Indriani, Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), cet. ke 1., h.15.
[9] M. Khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab, (Yogyakarta: Aswaja, tt), h.25-26.
[10] Nana Sudjana, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1990), h.2.
[11] M. Khalilullah, Op.Cit., h.41-42.
[12] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), cet. ke 1, h.90.
[13] M. Khalilullah, Op.Cit., h.43.
[14] Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Press, 2011), h.46-47.
[15] Ibid., h.49.
[16] Ibid., h.49-50.
[17] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Op.Cit., h.102.
[18] Azhar Arsyad, Op.Cit., h.52-53.
[19] M. Khalilullah, Op.Cit., h.47-48.
[20] Ibid., h.62.
[21] Ibid., h.66.
[22] Rodhatul Jennah, Op.Cit., h.65.
[23]Arief S. Sadiman dkk, Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Rajawali, 2011) h.48.
[24] M. Khalilullah, Op.Cit., h.70.
[25] Azhar Arsyad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: Beberapa Pokok Pikiran, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004) h.77.
[26] Arief S. Sadiman dkk, Op.Cit., h.48.
[27] M. Khalilullah, Op.Cit., h.78-98.
[28] Ibid., h.99.
[29] Azhar arsyad, Op.Cit., h.89.
[30] M. Khalilullah, Op.Cit., h.100.
[31] Nana Sudjana & Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru, 1997), cet. ke 3, h.  96.
[32] Azhar Arsyad, Op.Cit., h.43-44.
[33] Rodhatul Jennah, Op.Cit., h.92.
[34] Nana Sudjana dan Ahmad  Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2002), h. 115.
[35] Azhar Arsyad, Op.Cit., h.47-48.
[36] M. Khalilullah, Op.Cit., h.103-127.
[37] Asnawir dan M. Basyiruddin Usman, Op.Cit., h.47.
[38] M. Khalilullah, Op.Cit., h.128-142.
[39] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, (Jogyakarta: DIVA Press, 2012), h.275.
[40] Ibid, h. 276.
[41] Ibid, h. 277.

1 komentar: